Foto: Kabid Perumahan Disperkim Pati, Ahmad Qosim saat diwawancarai awak media (Mondes/Singgih) PATI – Mondes.co.id | Pemerintah mulai memudahkan masyarakat untuk mencicil biaya hunian.
Hal ini sejalan dengan program strategis nasional 3 juta rumah.
Sebagaimana disampaikan Kepala Bidang (Kabid) Perumahan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kabupaten Pati, Ahmad Qosim.
Dikatakannya, masyarakat yang butuh rumah bisa melakukan kredit dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Badan Kredit Kecamatan (BKK) Jawa Tengah (Jateng).
“Ada program yang diluncurkan BPR BKK Jateng, hanya orang yang punya sertifikat kredit di BPR BKK dengan nota pinjaman Rp98 juta sudah terbangun jadi rumah, sudah terima kunci. Sehingga nanti masyarakatnya punya akses kemudahan memperoleh rumah dan untuk menjangkau daerah yang jauh dari perumahan,” terangnya kepada awak media belum lama ini.
Ia menjelaskan, dengan kredit BPR BKK Jateng memudahkan masyarakat yang butuh hunian, meski tinggal jauh dari perkotaan.
Bahkan, dengan kredit BPR BKK Jateng, masyarakat dapat mudah mengurus sertifikat rumah.
“Ada tanah yang sudah tersedia atau belum bersertifikat yang penting punya hak kepemilikan, BKK Jateng akan memfasilitasi pembuatan sertifikat,” imbuh Qosim.
Ia menerangkan bahwa masyarakat boleh menentukan lokasi untuk titik dibangunnya rumah, tidak harus di area perkotaan maupun perumahan.
“Angsurannya Rp1.080.000 per tahun langsung dibangunkan, dengan gambar dari pihak Provinsi (Pemerintah Provinsi Jawa Tengah) untuk rumah yang layak. Kayak KPR (Kredit Pemilikan Rumah), namun ini nyebar sampai ke pedesaan, kalau bank besar lingkupnya perumahan bagi yang kredit di sana,” ujarnya.
Sehingga masyarakat bisa memilih untuk membeli rumah secara kredit di area pedesaan.
“Sedangkan, BPR BKK Jateng boleh mencari di wilayah Kabupaten Pati, mau Dukuhseti, Gunungwungkal, Sukolilo yang di sana tidak ada perumahan asal dia memiliki tanah bisa. Dibanding kredit di bank konvensional lainnya, ini jauh lebih murah,” sambung Qosim.
Ia mengungkapkan bahwa BPR BKK Jateng amat sangat mudah memberikan akses perkreditan.
Pasalnya, catatan nasabah yang kurang baik, asalkan tidak terlalu parah, masih bisa ditolerir.
“Tantangan terberat kawan-kawan pengembang yaitu nasabah yang memiliki catatan jelek di perbankan. Setelah kami telusuri yang terbanyak dari pinjol (pinjaman online) yang menghambat,” tuturnya.
Catatan merah dari nasabah di bank-bank konvensional lainnya, menurut Qosim bisa tetap difasilitasi di BPR BKK Jateng.
“Untuk BPR BKK Jateng yang ninggal kurang Rp4 juta tetap disetujui, yang terbanyak calon nasabah perumahan rata-rata ada tunggakan Rp2 jutanan. Jumlah segitu udah gak bisa dicover bank konvensional lain, karena catatan di ID (Identitas Digital) bank langsung merah. Kadang kita gak sengaja beli pulsa lupa bayar udah jadi catatan merah di sana, atau banyak lagi Shopee Later itu gak bisa dicover,” terangnya.
Menurut Qosim, banyak masyarakat Kabupaten Pati yang khawatir membeli rumah karena anggapan masalah biaya yang tinggi.
Padahal akses perkreditan rumah kini bisa dilakukan dengan mudah dan ramah kantong.
“Orang sekarang kalau gak punya uang banyak gak bisa buat rumah, biaya mahal. Dengan fasilitas ini (kredit di BPR BKK Jateng) asal punya nota pinjaman Rp98 juta langsung terima kunci, gak masalah. Selanjutnya kita mendorong untuk masyarakat untuk memiliki rumah,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar