Bedah Buku Reset Indonesia Jadi Bahan Evaluasi ASN Trenggalek

waktu baca 3 menit
Selasa, 23 Des 2025 15:35 0 35 Heru Wijaya

TRENGGALEK – Mondes.co.id | Ratusan aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemkab Trenggalek diundang khusus oleh bupati untuk mengikuti bedah buku Reset Indonesia-1.

Mengambil tempat di Amphiteather Hutan Kota Trenggalek, sejumlah tokoh juga turut hadir, kemarin.

Buku tersebut merupakan karya kolaborasi empat jurnalis lintas generasi (Farid Gaban, Dandhy Laksono, Yusuf Priambodo, Benaya Harobu).

Secara subtansial isinya mengupas tentang persoalan struktural, sekaligus menawarkan solusi untuk Indonesia.

Melalui riset lapangan dan ekspedisi jurnalistik selama 15 tahun, fokusnya lebih kepada isu agraria, lingkungan serta kebijakan publik. Dengan harapan, bisa mewujudkan negara yang lebih berkeadilan bagi rakyatnya.

Menurut Bupati Trenggalek, Mochamad Nur Arifin, kehadirannya beserta para ASN tidak dalam kapasitas untuk mengkritisi kebijakan pemerintah pusat.

Namun, tujuan utamanya adalah menambah referensi ataupun membuka cakrawala sebagai bahan evaluasi.

“Bahan evaluasi dalam berbenah ke arah yang lebih baik. Karena perubahan paling bertanggungjawab di Kabupaten Trenggalek salah satunya dari internal pemerintahannya,” sebutnya.

Masih kata Gus Ipin, sapaan akrab bupati, usai bedah buku, sejumlah gagasan sempat menjadi renungan.

Di antaranya tentang ekonomi yang baik maupun ekologi.

Sebab, bisa sejalan dengan konsentrasi dari program-program Pemkab Trenggalek.

Kemudian lagi, ketika ingin melihat Indonesia baru yang lebih baik, maka harus diawali dari para aparatnya.

Termasuk, menggunakan logika kapital demi memperkuat kapasitas fiskal dan struktur ekonomi kerakyatan.

“Namun tetap mengoptimalkan performa yang environmental, berkelakuan ramah dengan selalu menjaga alam. Dan yang paling penting jiwanya harus berkeadilan sosial,” imbuh bupati.

BACA JUGA :  Transaksi e-katalog Jepara Tertinggi se Indonesia, Capai Rp24,409 M

Jadi, lanjut Gus Ipin, semua yang dikelola negara, nantinya harus dikembalikan bagi kemakmuran serta sebesar-besarnya kepentingan masyarakat.

Salah satu contoh, hutan-hutan lindung tetap difungsikan sesuai tujuan ataupun peruntukannya.

Lahan-lahan aset pemerintah dimaksimalkan untuk menanam tanaman bernilai ekonomis agar pohonnya tidak perlu ditebang.

“Melalui itu perekonomian tetap berjalan dengan tidak merusak lingkungan, alam pun selalu terjaga,” imbuhnya.

Yang tidak kalah penting, tandas Gus Ipin, meski dengan kondisi fiskal terbatas, siklus kerja aparatur tidak boleh menurun.

Para ASN wajib memberikan pelayanan terbaik dengan selalu berinovasi.

Walaupun alokasi anggaran Trenggalek paling kecil se-Jawa Timur, bukan berarti tidak punya kekuatan untuk melakukan perubahan.

“Tidak boleh pesimis, teruslah memberi pelayanan terbaik melalui inovasi-inovasi,” pesan kepala daerah muda itu.

Saat disinggung mengenai hasil dari bedah buku, Gus Ipin menegaskan, bahwa review isi bukunya cukup direkomendasikan.

Setidaknya, akan menjadi satu rujukan sarana introspeksi diri.

Sebab, ketika seseorang tidak mau mengkritik dirinya, maka tidak akan bisa maju.

Apalagi, bagi para pemegang amanah pada lingkar birokrasi yang selalu dituntut berlaku adil kepada masyarakat.

“Saya merekomendasikan buku ini, kepada siapa pun khusunya bagi para pemegang amanah di pemerintahan. Sebagai salah satu sumber alternatif agar lebih adil untuk semua. Baik untuk rakyat maupun generasi berikutnya,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini