Banjir Rendam Desa Ketitang Wetan Pati, Warga Bertahan di Rumah

waktu baca 2 menit
Minggu, 16 Mar 2025 12:46 0 286 Supriyanto

PATI – Mondes.co.id |Banjir dengan kedalaman hampir 1 meter merendam permukiman warga Desa Ketitang Wetan, Kecamatan Batangan, Kabupaten Pati.

Meskipun demikian, warga memilih untuk tetap bertahan di rumah mereka.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pati Martinus Budi Prasetya mengatakan, telah menurunkan petugas untuk melakukan pengecekan terhadap tanggul sungai yang jebol, sehingga bisa dilakukan penanganan cepat agar tidak mengakibatkan banjir lebih besar.

“Penambalan darurat akan segera dilakukan, banjir serupa juga terjadi Desember lalu di daerah yang sama,” ujar Martinus Budi Prasetya.

Jebolnya tanggul Sungai Widodaren, menurut Martinus Budi Prasetya, terjadi karena tingginya intensitas hujan yang berlangsung sejak Sabtu (15/3/2025) petang, sehingga volume air sungai meningkat drastis dan tanggul yang sudah kritis tidak mampu menahan gelontoran air.

Pantauan di lokasi pada Minggu (16/3/2025) menunjukkan bahwa banjir masih menggenangi permukiman warga.

Akses jalan dan rumah warga terendam banjir, sehingga warga menutup jalan desa.

Kepala Desa Ketitang Wetan, Ali Muntoha, menjelaskan bahwa banjir terjadi akibat tanggul Sungai Widodaren sepanjang 15 meter jebol pada dini hari. Dampaknya, sebagian besar wilayah Desa Ketitang Wetan terendam banjir.

“Mengakibatkan sebagian besar wilayah Desa Ketitang Wetan terdampak hampir 500 rumah yang terendam banjir,” jelas Ali di lokasi.

“Kedalaman kisaran ada 1 meter ada yang 70 sentimeter. Tergantung kondisi tanah,” ujarnya.

Ali menjelaskan bahwa dampak banjir tidak hanya menggenangi rumah warga, tetapi juga SDN 1 dan 2 Ketitang Wetan, TPQ, dan madrasah. Meskipun demikian, warga enggan mengungsi dan memilih untuk bertahan di rumah.

BACA JUGA :  Cuaca Rembang Hari Ini: Hujan Mengguyur, Warga Diminta Waspada

“Warga di sini nggak ada mau mengungsi,” ungkapnya.

Ali menjelaskan bahwa pemerintah desa belum dapat menangani tanggul yang jebol karena arus air yang masih deras. Mereka harus menunggu banjir surut terlebih dahulu.

“Upaya dari desa penanganan tanggul belum bisa, karena arusnya masih kencang dan nunggu banjir surut dulu,” jelasnya.

Salah satu warga, Noviana, mengatakan bahwa banjir datang pada dini hari. Rumahnya telah terendam banjir, tetapi dia memilih untuk tetap bertahan di rumah.

“Enggak ngungsi di rumah saja. Nunggu surut,” jelasnya.

Editor: Mila Candra 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini