PATI – Mondes.co.id | Embung yang terletak di Desa Sumberagung, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati mengalami kerusakan. Tampak bangunannya roboh dan beberapa tembok juga ambruk.
Diketahui, bangunan tersebut ambruk beberapa bulan yang lalu akibat cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Pati.
Curah hujan tinggi itu mengakibatkan embung tak mampu menahan debit air yang melimpah.
Menurut salah satu staf operasional Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Dwi, ada aliran air yang deras saat hujan datang, sehingga menyebabkan bangunan rusak terkena terjangan arus air yang besar.
Kondisi ini mulai disikapi oleh BBWS Pemali Juana dengan serius.
“Bulan kemarin sudah disurvei dan pengukuran, cuma masih menunggu desain penanganan. Itu karena waktu cuaca ekstrem dua sampai tiga bulan yang lalu, curah hujan tinggi juga,” ujarnya saat dihubungi Mondes.co.id, Selasa, 10 Juni 2025.
Pihaknya belum bisa melakukan renovasi lantaran embung masih ada air yang harus tetap dibendung dan berguna bagi cadangan irigasi petani.
Ia menyebut jika kondisi drainase embung sudah berjalan sesuai fungsinya, hanya saja terdapat aliran air dari hulu yang menyebabkan sejumlah bangunan kena terjangan arus air.
“Kondisi lapangan juga masih ada air, jadi belum memungkinkan untuk dikerjakan karena air juga masih dimanfaatkan oleh petani. Bukan kurang mampu menampung air, sudah ada drainase, mungkin karena ada aliran air yang membuat bangunan rusak waktu hujan deras, mungkin aliran dari area atasnya yang menggerus. Itu dari sawah juga sangat deras,” ungkapnya.
Ia menduga, derasnya air datang dari persawahan di sekeliling embung. Pasalnya, area resapan embung sudah sangat bagus.
“Kami Insya Allah tetap berbuat yang terbaik buat pelayanan kami terhadap petani. Air juga dimanfaatkan oleh warga juga buat air baku sehari-hari, sehingga tidak bisa kami paksakan air dibuang percuma, kasihan warga dan petani sekitar,” kata Dwi.
Sebagai informasi, embung tersebut berfungsi mengairi 45 hektar lahan sawah yang ada di Kecamatan Jaken dan sekitarnya.
Bangunan tersebut untuk menampung air hujan agar menjadi cadangan air untuk petani dan masyarakat.
Ketika hujan datang embung terisi air, sehingga masyarakat memiliki pasokan air yang cukup untuk kebutuhan sehari-harinya.
Sementara, jika datang musim kemarau maka embung mengering, maka dari itu harus bijak dalam mengontrol kebutuhan air.
“Bangunan itu sifatnya tadah hujan, jadi ketika kemarau bisa kering, cuma selagi ada hujan kita manfaatkan sebaik-baiknya air bisa masuk ke embung buat ditampung. Jadi sebisa mungkin warga tidak cepet kehabisan air ketika musim kemarau buat pertanian maupun kebutuhan sehari-hari,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar