JEPARA – Mondes.co.id | Tanpa disadari, keberadaan sampah plastik di lautan menjadi ancam tersendiri.
Untuk itu, diperlukan kesadaran bersama atau kolektif untuk melakukan restorasi ekosistem, khususnya mengenai penanganan sampah plastik.
“Perlu dibangun kesadaran kolektif terhadap bahaya polusi plastik di lautan,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jepara, Aris Setiawan, Minggu (8/6/2025).
Masalah polusi plastik, menurut Aris telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan.
Berdasarkan data rencana induk pengelolaan persampahan, 72,93 persen sampah di Jepara merupakan jenis anorganik.
“Dari angka itu, 33,2 persen merupakan sampah plastik,” ujarnya.
Selain sampah plastik, penanaman mangrove penting sebagai benteng alami pesisir.
Upaya ini juga menjadi bagian dari edukasi kepada masyarakat untuk ikut serta menjaga kelestarian wilayah pesisir.
Ia menyebut, garis pantai Jepara yang mencapai 80 kilometer telah ditanami mangrove seluas 747,13 hektare.
Namun, langkah tersebut dinilai belum cukup untuk mengatasi ancaman abrasi dan pencemaran laut.
DLH juga menyampaikan apresiasi terhadap partisipasi berbagai pihak yang peduli terhadap lingkungan pantai.
“Aksi nyata jauh lebih penting dibanding sekadar wacana,” kata dia.
Aris mengajak untuk menjaga ekosistem laut dan pesisir sebagai penopang kehidupan masyarakat.
“Menjaga laut bukan hanya dengan kata-kata, tetapi dengan langkah nyata,” tandasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar