Antisipasi Tikus di Lahan Jagung, Ternyata Begini Langkah Jitu Petani Kayen

waktu baca 2 menit
Kamis, 2 Okt 2025 13:17 0 31 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Petani jagung di Kecamatan Kayen dirasa tidak merugi, jika dibanding petani yang ada di wilayah tetangga, seperti Kecamatan Tambakromo maupun Kecamatan Sukolilo.

DBHCHT TRENGGALEK

Pasalnya, hama tikus minim menyerang komoditas jagung di lahan area tersebut.

Menurut salah satu Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Kayen, Masrukan pertanian jagung di Lahan Baku Sawah (LBS) sudah menjadi langkah petani setempat menanam jagung pada Musim Tanam Kedua (MT 2).

Oleh sebab itu, petani LBS di wilayah Kecamatan Kayen sudah menyamakan persepsi untuk mengantisipasi serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) hama tikus.

Ia menyampaikan, petani di Kecamatan Kayen telah mengatur cara supaya hama tikus bisa ditangkal dengan mudah.

Caranya cukup sederhana, dengan menanam jagung secara serentak di setiap spot lahan.

“Untuk lahan khususnya Kecamatan Kayen yang LBS untuk pertanian, yang biasanya MT 1 dan MT padi, MT 2 jagung. Mengenai jagung itu ada serangan tikus, hanya sedikit di spot-spot tidak terlalu merugikan petani. Secara umum karena nuwun sewu, serangan hama tikus, tanamnya tidak bersamaan maka akan mudah diserang, kebetulan jagung saat ini bareng-bareng, seandainya ada serangan sedikit demi sedikit gampang diatasi,” bebernya ketika menjelaskan kepada Mondes.co.id, Kamis, 2 Oktober 2025.

Pola tanam jagung di Kecamatan Kayen diatur antar titik.

Setiap titik menanam secara serentak.

Langkah itu sudah terjadi di Desa Brati, Desa Sumbersari, Desa Slungkep, dan Desa Jatiroto.

BACA JUGA :  BBM Naik Lagi, Berikut Daftar Lengkapnya

Terbukti, petani sejumlah desa tersebut jarang mengeluh terkait serangan hama tikus.

“Kayen sedikit (hama tikus), dari Brati, Sumbersari, Slungkep, Jatiroto tikusnya ndak terlalu (banyak) untuk tahun ini, gak sampai satu persen. Petani gembira,” ungkap pria asal Desa Brati, Kecamatan Kayen tersebut.

Masrukan berkata, pemilihan varietas jagung yang tepat agar petani bisa dengan mudah saling berbagi trik satu sama lain jika tanamannya sedang dilanda sesuatu atau sedang di fase tertentu.

Untuk petani di wilayah Desa Brati menanam jagung varietas P27 Gajah.

“Khusus Brati hampir 100 persen P27 Gajah. Keunggulannya kompak, nanti hama penyakitnya bisa ditekan,” ujarnya.

Lebih lanjut, petani juga menanam varietas yang beragam seperti NK Kusumo, NK Perkasa, NK Andalan, NK Naga, Advanta, dan Bisi 212.

“Varietas paling banyak P27 Gajah. Kalau Jatiroto spotnya Advanta, yang lain digunakan buat menanam kedelai. Sedangkan, untuk Sumbersari macam-macam. Untuk wilayah lainnya rata-rata menggunakan NK,” paparnya.

Berdasarkan keadaan itu, hampir rata-rata per hektar mampu menghasilkan 7 sampai 8 ton produksi jagung.

Jumlah tersebut berdasar perhitungan asli, bukan ubinan.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini