JEPARA – Mondes.co.id | Banyaknya negara yang saat ini mulai menciptakan produksi mebelnya sendiri, menjadi ancaman bagi pelaku industri di Kabupaten Jepara.
Hal itu disampaikan Direktur Regional Kementerian PPN/Bappenas Abdul Malik Sadat Idris saat melakukan kunjungan lapangan ke kawasan industri manufaktur di PT. ELS Artsindo Tahunan Jepara pada Selasa, 14 November 2023.
Abdul Malik Sadat Idris menambahkan, bahan dan produk yang dihasilkan perajin furnitur Jepara harus tetap dijaga kualitasnya. Hal tersebut agar ukir Jepara mampu bersaing di taraf internasional, mengingat sekarang sudah banyak negara-negara lain mampu menciptakan produksi mebel sendiri.
“Hal ini karena Jepara telah dikenal sebagai penghasil produk mebel berkualitas dengan ukiran khasnya,” kata Abdul Malik.
Dikatakannya, pandemi Covid-19 sangat berpengaruh terhadap ekspor dan impor, terutama mebel yang ada di Jepara. Ia mendorong, industri mebel yang ada di Jepara untuk bisa bangkit lagi di pasar Internasional.
“Setelah pandemi Covid-19 Jepara harus mampu bangkit,” tambahnya.
Disampaikan, daya saing industri furnitur dan kerajinan Indonesia di pasar global terletak pada kualitas motif dan bahan baku yang digunakan.
“Ukiran Jepara merupakan salah satu kekayaan intelektual dengan kearifan lokal yang dapat meningkatkan nilai tambah produk industri furnitur dan kerajinan kayu Indonesia,” kata Abdul Malik.
Kepala Bidang Perekonomian, Infrastruktur, Sumber Daya Alam dan Kewilayahan (PISDAK) Bappeda Kabupaten Jepara Dwi Yogo Adiwibowo mengatakan, Pemerintah Kabupaten Jepara terus mendorong pelaku mebel agar menjaga kelestarian yang menjadi salah satu identitas Kabupaten Jepara senantiasa terjaga.
“Selain industri mebel, di Jepara terdapat kerajinan khas yaitu di Desa Mulyoharjo yang terkenal sebagai sentra patung, Desa Senenan terkenal sebagai sentra kaligrafi, Desa Tahunan terkenal sebagai pengrajin kursi dan meja,” kata dia.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar