dirgahayu ri 80

Aliansi Masyarakat Mendukung Pati Kondusif

waktu baca 4 menit
Rabu, 20 Agu 2025 18:46 0 74 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Warga Kabupaten Pati mengungkapkan kepuasannya selama era kepemimpinan Bupati Pati Sudewo, meski dirinya baru menjabat selama beberapa bulan.

Adapun dampak positif, mulai dari pengembangan infrastruktur dan program gagasan pendidikan karakter, sangat terasa bagi masyarakat di Bumi Mina Tani.

Sayangnya, fakta tersebut kerap dipandang sebelah mata oleh masyarakat yang telah memandang buruk orang nomor satu di Kabupaten Pati itu.

Fenomena ini sangat ironis, karena akan memunculkan polarisasi dan provokasi di masyarakat Kabupaten Pati.

Menurut pandangan pemuda asal Sukolilo, Tommy Utomo, gencarnya pembangunan yang telah dijalankan Bupati Sudewo perlu diapresiasi.

Pasalnya, sejumlah infrastruktur jalan yang ada di Kecamatan Sukolilo semenjak dipimpin Sudewo, kini menjadi mulus dan memperlancar akses ekonomi warga, baik warga setempat maupun luar daerah yang melintas.

Seperti halnya jalan yang menghubungkan Desa Prawoto, Desa Wegil, Desa Wotan, dan Desa Kedungwinong yang berada di Kecamatan Sukolilo.

“Menurut saya pribadi, progress pembangunan cukup baik dan bisa kita rasakan. Sebagai masyarakat Pati yang tumbuh dan besar di wilayah perbatasan dengan kabupaten lain, kami sering melakukan perbandingan pembangunan, seperti misalnya dengan Kabupaten Kudus. Namun, kami tetap optimis memiliki harapan bahwa suatu saat nanti pembangunan dapat diimplementasikan secara merata menyeluruh,” tuturnya saat diwawancarai Mondes.co.id, Rabu, 20 Agustus 2025.

Tommy menambahkan, pembangunan itu kadang tak membuat masyarakat memiliki pandangan yang baik terhadap Bupati Sudewo.

Ia amat menyayangkannya karena semua terjadi berdasarkan tingkat pendidikan dan kemampuan literasi tiap individu.

BACA JUGA :  Ada Tiga Balai Benih Ikan di Pati untuk Cukupi Kebutuhan Bibit Budi Daya

“Gencarnya pembangunan tidak serta merta membuat masyarakat memiliki penilaian positif terhadap pemimpin daerah, asumsi publik memang banyak sekali dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah tingkat pendidikan, kemampuan literasi, dan kemampuan setiap individu dalam hal meregulasi emosi. Semoga ke depannya masyarakat Pati dapat lebih bijak dalam menanggapi berbagai hal, dan mari kita bersama-sama mewujudkan lingkungan sosial yang humanis dan penuh dengan nilai-nilai positif,” ungkapnya.

Sebagai warga asli Kabupaten Pati, Tommy mengaku prihatin lantaran situasinya sedang kacau.

Hubungan horizontal antar masyarakat rawan, lantaran argumentasi yang berbeda-beda hingga saling berseberangan dalam memandang sosok kepala daerah.

“Saya prihatin dengan kondisi Pati akhir-akhir ini yang kurang kondusif, mengingat seperti ada dua kubu yang terpecah dan memiliki argumennya masing-masing. Walaupun hal tersebut adalah suatu hal yang wajar dalam hal bersosial dan bermasyarakat,” katanya.

Perlu diinformasikan, Tommy Utomo sempat disorot warganet karena postingannya yang viral di media sosial Facebook pada Senin, 18 Agustus 2025 lalu.

Opininya dengan caption “Diskusi yang sehat dipersilahkan, komentar negative dimaafkan. Yang masih ga setuju sama pendapat saya = “Sampeyan Tiyang Sae, Kulo Tiyang Bendera”.

“Sebagai masyarakat Sukolilo kami merasa tidak terwakili pada demo 13 Agustus 2025 lalu, yang awalnya mendukung menolak kenaikan PBB-P2, tetapi tujuan bergeser menjadi melengserkan Bupati Pati, padahal semua tuntutan sudah dipenuhi sebelum tanggal 13 Agustus, “ ujar postingan tersebut yang masih ada lanjutannya.

Menanggapi unggahannya, Tommy merasa memiliki hak sebagai warga negara untuk bersuara sesuai kata hatinya, demi mempersatukan masyarakat Kabupaten Pati.

Unggahan tersebut sebagai wujud kepeduliannya terhadap kedamaian dan ketenteraman Kabupaten Pati, serta mewakili sejumlah orang yang kiranya tidak berani untuk bersuara.

BACA JUGA :  Takbir Keliling di Tambakromo, Dibarengi Giat Antisipasi Kerawanan Kamtibmas

“Semua warga negara memiliki hak yang sama untuk bersuara terhadap apa yang saya yakini, dengan tujuan untuk mempersatukan. Kepedulian yang tinggi terhadap tanah kelahiran, saya wujudkan dengan membuat konten dengan harapan dapat mewakili perspektif orang dengan pemikiran yang sama seperti saya, namun tidak berani bersuara,” tegasnya.

Diharapakannya, masyarakat Kabupaten Pati tidak mudah terprovokasi terhadap opini liar yang mengarahkan pada ujaran kebencian.

“Saya berharap agar masyarakat Pati jangan mudah terpancing terhadap segala bentuk provokasi dan kabar burung yang belum terverifikasi validitasnya. Penanggulangan hoaks dapat dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat kita dengan memastikan secara berulang dan memproses segala informasi yang kita terima secara bijak & terukur,” ujarnya.

Serta berharap Bupati bisa memperbaiki pola komunikasi publik agar lebih humanis.

“Saya berharap agar ke depannya Bupati memperbaiki pola komunikasi publik, lebih humanis, belajar dari kesalahan, melangkah ke depan dengan semangat yang sama untuk mewujudkan berbagai program yang telah direncanakan sebelumnya, melakukan segala tugasnya dengan hati dan selalu membela kepentingan rakyat,” imbuhnya.

Sementara, warga Margorejo, Kabupaten Pati, Dina merasa bangga dengan kepemimpinan Sudewo.

Pasalnya, nasionalisme anak bisa bangkit dengan program di sektor pendidikan.

Adanya penekanan menghafal lagu wajib, anak usia Sekolah Dasar (SD) mampu mahir bernyanyi lagu nasional.

“Enak dengan Pak Bupati sekarang. Dengan programnya sekolah mewajibkan anak bisa menyanyi lagu nasional, anak saya masih kelas II SD sudah hafal lagu-lagu seperti Bagimu Negeri, Indonesia Pusaka, Gugur Bunga, Hari Merdeka,” tandasnya.

Editor: Mila Candra 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini