Alhamdulillah, Pengunjung Objek Wisata Religi di Pati Naik

waktu baca 2 menit
Sabtu, 27 Jul 2024 15:43 0 567 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Akhir-akhir ini, banyak masyarakat yang melancong untuk keperluan berziarah ke sejumlah objek wisata religi, salah satunya di Kabupaten Pati.

Kondisi tersebut menyebabkan objek wisata religi di Bumi Mina Tani mengalami peningkatan pengunjung.

Walau kenaikannya tidak signifikan, namun hal ini cukup memberi kemajuan bagi minat masyarakat terhadap pariwisata di Bumi Pesantenan.

Menurut Kepala Bidang (Kabid) Pariwisata Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Pati, Muhammad Roni, persentase wisatawan di Kabupaten meningkat 2 persen dibandingkan tahun 2023 pada periode yang sama.

Secara terperinci, tercatat selama setengah tahun awal 2023 angka wisatawan di Kabupaten Pati mencapai 432.506 pengunjung.

Sementara, pada pertengahan tahun 2024 total wisatawan di Kabupaten Pati mencapai 441.506 pengunjung.

“Terdapat kenaikan wisatawan sejumlah dua persen. Selama semester pertama tahun ini tren tertinggi di wisata religi, yaitu Makam Syekh Jangkung,” paparnya, Sabtu (27/7/2024).

Seringkali keramaian itu datang di objek wisata religi, antara lain Makam Nyai Ageng Ngerang di Desa Tambakromo Kecamatan Tambakromo, Makam Syekh Ahmad Mutamakkin di Desa Kajen dan Makam Syekh Ronggo Kusumo di Desa Ngemplak Kidul Kecamatan Margoyoso. Serta Makam Syekh Jangkung di Desa Kayen Kecamatan Kayen.

Menurut Roni, Makam Syekh Jangkung cukup mendominasi.

“Pati terkenal banyak makam tokoh religinya, ini Syekh Jangkung karena memang karomah beliau,” ungkapnya.

Dirinya membandingkan antara pengunjung di Makam Syekh Jangkung dengan Makam Syekh Ahmad Mutamakkin, yang mana makam berjuluk Saridin lebih unggul ketimbang makam yang berada di kompleks pondok pesantren tersohor tersebut.

BACA JUGA :  Korem Makutarama Rampungkan Renovasi Panti Asuhan, Senyum Anak-anak Merekah 

Akan tetapi, menurut Roni di saat tertentu, pengunjung bakal meningkat di salah satu objek wisata religi yang dimaksudkan.

“Pasang dan surut ini kalau di Januari lebih banyak Mbah Jangkung (Makam Syekh Jangkung), di Februari lebih banyak Mbah Jangkung, terus di Maret masih Mbah Jangkung, di April lebih banyak Mbah Mutamakkin (Makam Syekh Ahmad Mutamakkin), di Mei banyak Mbah Jangkung, di Juni banyak Mbah Jangkung,” jelasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini