Akhir Tahun, Harga Garam di Pati Tinggi

waktu baca 2 menit
Kamis, 11 Des 2025 15:15 0 76 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Memasuki Desember 2025, harga garam melambung.

DBHCHT TRENGGALEK

Berdasarkan laporan dari Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati, harga garam di petambak mengalami kenaikan yang signifikan.

Hadi Santosa selaku Kepala DKP Kabupaten Pati, mengatakan harga garam di petambak pekan ini Rp2.600 per kilogram.

“Harga garam manis, tidak lagi asin,” ucapnya sembari berkelakar kepada awak media, Kamis, 11 Desember 2025.

Jika dibanding sebelumnya, harga garam masih di angka Rp1.200 per kilogram.

“Akhirnya naik-naik karena kelangkaan. Kemarin, Selasa di angka Rp2.600 yang masih di petambak,” lanjut Hadi.

Naiknya harga garam dinilai karena pasokan yang turun.

Pada tahun ini, ia mencatat hasil produksi garam Kabupaten Pati mencapai 93 ribu ton.

Padahal, pada tahun 2024 produksi garam di angka paling tinggi selama tiga tahun terakhir, yakni 324 ribu ton.

Pada tahun 2023, produksi garam di Kabupaten Pati 250 ribu ton.

Kemudian pada tahun 2022, produksi garam di Kabupaten Pati 55 ribu ton.

“Tahun ini sampai akhir November cuma 93 ribu ton, padahal tahun lalu 324 ribu ton,” lanjutnya.

Hadi menjabarkan, penyebab turunnya produksi garam di petambak Kabupaten Pati lantaran pengaruh cuaca.

“Karena kini kemarau basah, itu yang menjadikan harga lumayan tinggi. Data kita mulai Juni, mulai pengolahannya Juni baru produksi. Dibanding produksi tahun kemarin, kini hanya sepertiganya, kalau tahun kemarin tertinggi,” paparnya.

Selain faktor cuaca, hal lain yang menyebabkan penurunan produksi karena kondisi lahan yang tak tentu.

BACA JUGA :  Dandim Pati Beberkan Tugas Pokok Utama Anggota TNI

Mengingat, petambak garam di Kabupaten Pati memanfaatkan tambak yang sebelumnya untuk budi daya ikan, sebagai lahan untuk produksi garam.

“Salah satunya selain kemarau basah, luasan lahan yang berubah-ubah, mana yang untung garam atau ikan? Kalau ini jadi tambak garam, besok belum tentu,” ucapnya.

Di samping itu, Hadi mengutarakan bahwa petambak perlu meningkatkan kualitas garam.

“Kualitas kita perlu banyak peningkatan, kita masih kalah sama Madura. Untuk kualitas memang kalah unggul karena bahan bakunya kena sedimentasi,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini