JEPARA – Mondes.co.id | Mastika atau dikenal Mastuti Sagung Tindak Kautaman mengajarkan dan melestarikan perbuatan luhur masyarakat Jawa.
Saat ini, sudah sangat sedikit kelompok masyarakat yang mau mengajarkan budi luhur dan tradisi Jawa kepada generasi muda.
Mastika hadir untuk mengambil peran tersebut.
Hal ini terungkap dalam Sarasehan Tim Pakem Kabupaten Jepara bersama Penghayat Aliran Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa Tahun 2025 di Desa Tubanan, Kecamatan Kembang, Selasa (21/10/2025).
Hadir Kepala Kejaksaan Negeri Jepara RA Dhini Ardhany, Kepala Bidang Kebudayaan Disparbud Jepara Muhamad Adjib Ghufron, Kabid Kebangsaan Penanganan Masalah Aktual Ba kesbangpol, Ikrar Setia Dinata, perwakilan TNI/Polri.
Hadir juga penasehat Mustika Iwan Nugroho, dan sejumlah anggota Mustika.
Kajari Jepara RA Dhini Ardhany mengungkapkan, mereka yang tergabung dalam Mastika ini mempunyai kepedulian bersama untuk melestarikan budaya leluhur.
“Kegiatan mereka mengatakan rasa budi luhur, menghilangkan rasa benci, iri, dan juga kembali kepada Tuhan Yang Maha Esa,” ungkap kajari.
Mewakili Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jepara Ali Hidayat, Kabid Kebudayaan Muhamad Adjib Ghufron, mengatakan siap bersinergi dengan Mastika.
Salah satu tugas di bidang Kebudayaan ini, ada memberikan pembinaan kepada pelaku-pelaku budaya, termasuk Mastika.
“Kami siap bersinergi. Sebentar lagi kita ada kegiatan Semuria. Silahkan Mustika bisa ikut berpartisipasi,” kata dia.
Pendiri sekaligus sesepuh Mastika Mbah Subri Tejo Sasono menceritakan, Mastika ini merupakan ajaran perilaku yang luhur dan rohani atau spiritual.
Salah satunya yaitu hastho broto dan hastho dharmo.
“Ajaran Mastika ini bisa untuk semua agama,” kata dia.
Mastika juga mengajarkan mengenai olah roso, kidung mocopat wulangre’h, dan petung jowo (tulis Jawa dan bahasa Jawa).
“Kami biasanya kumpulan setiap malam Sabtu,” kata dia.
Minggu pertama biasanya kami mengajarkan membaca dan menulis aksara Jawa, selanjutnya minggu kedua bahasa Jawa (madya, inggil, kawi).
Kemudian, minggu ketiga macapatan dan tembang Jawa, juga wulang reh kautaman, dan olah rasa di minggu keempat.
Sekretaris Mustika A. Siswanto, mengaku sudah bergabung empat tahun lalu untuk olah roso.
Selama empat bulan, ia juga belajar menulis dan membaca aksara Jawa.
“Sekarang saya menulis kidung atau tembang Jawa yang diajarkan Mbah Subri,” kata dia.
Saat ini, ada puluhan anggota Mastika yang tersebar di Jepara. Setiap tahun jumlahnya terus bertambah.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar