Sangu Sampah di Trenggalek, Tumbuhkan Kesadaran Lingkungan Sejak Dini

waktu baca 2 menit
Jumat, 5 Des 2025 13:09 0 53 Heru Wijaya

TRENGGALEK – Mondes.co.id | Demi menumbuhkan kesadaran lingkungan, sekaligus membangun budaya pengelolaan sampah bernilai ekonomi sejak dini, Pemkab Trenggalek luncurkan Program Sangu Sampah atau Waste-to-Coin.

DBHCHT TRENGGALEK

Program yang diinisiasi Mochamad Nur Arifin (Bupati Trenggalek) ini merupakan upaya mendukung visi menuju Trenggalek Net Zero Carbon 2045.

Bukan sekedar lips service, gagasan tersebut dikuatkan melalui Instruksi Bupati Trenggalek Nomor 100.3.4.2/2199/406.002.1/2 yang rencananya dilaunching pada 21 Desember 2025 mendatang.

“Tujuannya, menumbuhkan kesadaran lingkungan, sekaligus membangun budaya sejak dini. Termasuk ketika memilah serta mengumpulkan sampah,” sebut Nur Arifin, Jumat, 5 November 2025.

Menurut dia, sasarannya adalah para pelajar yang berada di seluruh satuan pendidikan di bawah naungan Pemkab Trenggalek.

Setiap sekolah diwajibkan menyediakan fasilitas pemilahan sampah ke dalam delapan kategori, mulai dari botol minuman, plastik umum, logam, sampah elektronik, kertas dan karton, hingga minyak jelantah.

Kepada mereka (tiap siswa) akan mendapatkan insentif berupa poin atau koin dari hasil pengumpulan sampah terpilah.

Untuk kemudian dikonversi menjadi uang saku melalui rekening masing-masing di BPR Jwalita.

“Setiap siswa bisa membawa sampah sesuai kategori, dinilai, kemudian mendapatkan poin yang bisa menjadi uang saku,” imbuhnya.

Guna memastikan rantai nilai ekonomi berjalan, jelas Gus Ipin sapaan akrab bupati, pemerintah daerah menggandeng dua BUMD, yaitu PT Jwalita Energi Trenggalek (JET) dan PT BPR Jwalita Trenggalek.

PT JET diberi tugas memberi nilai ekonomi pada sampah terpilah, sedangkan BPR Jwalita akan mendistribusikan insentif kepada siswa.

BACA JUGA :  Picu Polemik, SE Bupati tentang Perayaan Kemerdekaan RI dan HUT Trenggalek Direvisi

“Seluruh pelajar diberikan rekening di BPR Jwalita. Kemudian, nilai ekonomi lainnya diarahkan untuk tidak berbelanja di luar daerah,” tandas kepala daerah muda itu.

Dirinya menambahkan, akumulasi ekonomis nanti akan ditampilkan pada event khusus secara periodik tiap tiga bulan.

Sekaligus dibuka peluang pemanfaatan dana untuk beasiswa atau kebutuhan lain yang bermanfaat bagi siswa.

Selain itu, sebagai bagian dari nation and character building, pendidikan lingkungan harus dibudayakan sejak awal.

Salah satunya, menanamkan pemahaman bahwa sampah memiliki nilai.

Alam pun juga akan memberikan kebaikan kepada manusia ketika dijaga dengan baik.

“Saya ingin tanamkan doktrin bahwa kalau kita baik sama bumi, bumi akan baik sama kita. Sampah sering diasosiasikan tidak bermanfaat, sementara koin bernilai,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini