Foto: Suasana Posyandu Ceria di Balai Desa Tambaharjo (Mondes/Singgih) PATI – Mondes.co.id | Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Remaja digelar di Balai Desa Tambaharjo, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati pada Minggu, 30 November 2025.
Posyandu Remaja kali ini menekankan pada Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) Ceria yang menjadi penting bagi pemahaman remaja era saat ini, serta memeriksa kesehatan remaja secara berkala.
Kegiatan tersebut melibatkan Pemerintah Desa (Pemdes), Kader Kesehatan, Bidan Desa, mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bakti Utama Pati, Forum Anak, dan Forum Generasi Berencana (Genre).
Kegiatan ini dalam rangka meningkatkan literasi kesehatan reproduksi dan pengetahuan terhadap tiga masalah utama dalam Kesehatan Reproduksi Remaja (Triad KRR).
“Dalam forum PIK-Remaja Ceria bersama Forum Anak, juga bersama Forum Genre dalam rangka meningkatkan literasi kesehatan reproduksi dan pengetahuan remaja terhadap Triad KRR demi mengedepankan edukasi dan pembinaan teman sebaya. Sementara, Posyandu Remaja bertujuan memantau dan memeriksa kesehatan remaja sebaya berkala,” ungkap fasilitator acara Posyandu Remaja Ceria, Raisa Salsabila Al Ghifari.
Posyandu Remaja itu diikuti 30 peserta dari kalangan remaja.
Posyandu Remaja dan PIK-R Ceria ini bisa memperkuat pemahaman remaja tentang isu-isu kepemudaan.
Manfaatnya untuk remaja yaitu paham pentingnya kesehatan remaja, meningkatkan kepercayaan diri, memperkuat hubungan yang solid antar sesama remaja, dan tumbuh kesadaran Triad KRR.
“Kegiatan ini memperkuat pemahaman remaja tentang isu-isu kepemudaan termasuk Triad KRR dengan mengembangkan karakter positif, meningkatkan kerjasama, dan kepemimpinan. Secara khusus kami beri edukasi Triad KRR,” jelas Duta Genre Kabupaten Pati 2025 itu.
Sebagai fasilitator acara, Raisa turut menekankan Triad KRR memberi sosialisasi tentang risiko pernikahan dini, seks pra-nikah, dan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Lainnya (Napza).
“Tiga risiko utama kesehatan reproduksi remaja kami tekankan mulai dari pernikahan dini yaitu perempuan minimal berusia 21 tahun dan laki-laki minimal berusia 25 tahun sesuai pedoman BKKBN. Kemudian risiko seks pra-nikah, dan yang terakhir Napza,” papar siswi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Pati itu.
Acara berlangsung dengan lancar dan kondusif, mulai dari layanan Posyandu Remaja yang dilanjutkan edukasi.
Kemudian, penyampaian materi, diskusi interaktif, sesi berbagi cerita partisipan, dan penutup.
“Pesan yang ingin kami sampaikan bahwa remaja harus berani peduli, belajar, dan menjaga dirinya untuk merangkul teman sebayanya, karena erubahan positif selalu datang dari diri sendiri. Kemudian, harapannya semoga peserta menerapkan ilmu yang diperoleh dari yang kami berikan demi menjadi agen perubahan di lingkungan masing-masing,” tutupnya.
Editor; Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar