Foto: Peringatan Hari Disabilitas Internasional yang digelar di halaman Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Jepara (Mondes/Dian) JEPARA – Mondes.co.id | Pemerintah Kabupaten Jepara mendorong pemenuhan hak penyandang disabilitas, baik dalam akses pendidikan maupun kesempatan kerja.
Hal tersebut disampaikan Bupati Jepara, Witiarso Utomo saat menghadiri peringatan Hari Disabilitas Internasional yang digelar di halaman Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Jepara, Kamis (27/11/2025).
Bupati menyampaikan, komitmen pemerintah daerah untuk meningkatkan sarana dan pelayanan bagi anak-anak disabilitas di Jepara.
“Kami akan koordinasi dengan pemerintah provinsi untuk menambah fasilitas-fasilitas yang ada agar anak-anak disabilitas di Jepara bisa terlayani sepenuhnya,” ujar Witiarso.
Saat ini, hanya ada satu SLB di Kabupaten Jepara yang berlokasi di Desa Senenan, Kecamatan Tahunan.
SLB ini melayani pendidikan anak berkebutuhan khusus (ABK) dari seluruh wilayah di Kabupaten Jepara, termasuk mereka yang tinggal jauh dari pusat kota.
Bupati Witiarso mengatakan, pihaknya juga akan mengusulkan pembangunan SLB baru untuk memperluas jangkauan pendidikan bagi penyandang disabilitas di Kota Ukir.
“Untuk SLB baru akan kita ajukan ke Pak Gubernur agar pelayanan pendidikan bisa lebih dekat dengan masyarakat,” ucapnya.
Bupati juga mengapresiasi kreativitas dan prestasi para siswa SLB.
Menurutnya, anak-anak disabilitas diberikan kelebihan oleh Allah SWT yang terbukti dari karya dan pencapaian mereka, baik tingkat provinsi maupun nasional.
“Penampilan anak-anak luar biasa. Ada yang juara provinsi hingga nasional. Ini bukti bahwa mereka memiliki kreativitas dan potensi besar,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Witiarso mengungkapkan bahwa sudah ada perusahaan dari Penanaman Modal Asing (PMA) yang mulai membuka ruang kerja bagi lulusan SLB.
Saat ini, satu alumni SLB Jepara telah diterima bekerja, dan jumlah tersebut akan ditambah dalam waktu dekat.
Sementara itu, Kepala SLB Negeri Jepara, Mohamad Arief Prawijiyanto, menegaskan pendidikan inklusif merupakan bentuk kesetaraan hak bagi anak-anak disabilitas.
“Ini wujud kesempatan bagi anak-anak kami agar memiliki hak yang sama untuk menempuh pendidikan, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi,” jelasnya.
Arief juga memaparkan sejumlah prestasi siswa, antara lain juara 1 nasional lomba menjahit dan juara 2 membatik tingkat provinsi.
SLB Negeri Jepara saat ini memiliki total 468 siswa dari jenjang SD hingga SMA.
Mereka terdiri dari 257 siswa laki-laki dan 214 perempuan, dengan klasifikasi Tuna Netra (25), Tuna Rungu Wicara (193), Tuna Grahita (205), Tuna Daksa (15), dan Autisme sebanyak 20 siswa.
Dukungan dunia usaha juga turut hadir melalui Korun Group Formosa.
Kepala Group Global Bidang Budaya, Miss Yang Jin Hua menegaskan komitmen perusahaan untuk mendukung pendidikan, sekaligus membuka peluang kerja bagi siswa berprestasi.
“Kami aktif mendukung pendidikan dan membuka peluang kerja bagi anak didik yang memiliki kemampuan dan potensi,” ujarnya.
Langkah Bupati Witiarso diapresiasi Dina Laila, wali murid dari siswa SMPLB Senenan yang bernama Afiq Badaryanto (16).
Dina menceritakan, tiap pekan mulai Senin hingga Jumat, ia selalu mengantarkan anaknya dari rumahnya di Desa Sekuro, Mlonggo ke SLB Jepara Senenan.
Hal itu dilakukannya selama delapan tahun terakhir, atau sejak anaknya duduk di bangku SDLB hingga sekarang duduk di kelas 1 SMP LB.
Ia berharap jika ada SLB baru yang dibangun bisa ditempatkan di kawasan Jepara Utara, sehingga memudahkan anak penyandang disabilitas dari wilayah Mlonggo, Bangsri, Kembang dan sekitarnya.
“Saya mendukung upaya Pak Bupati. Kalau terealisasi itu sangat membantu kami, biaya riwa-riwi juga bisa ditekan karena suami saya hanya tukang kayu biasa,” harap Dina Laila.
Kegiatan peringatan Hari Disabilitas Internasional tersebut ditutup dengan penandatanganan kerja sama antara SLB dan Korun Group Formosa.
Serta penampilan angklung oleh siswa SLB Negeri Jepara yang disambut meriah oleh para tamu undangan.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar