Foto: Museum R.A Kartini di Pendopo Kabupaten Jepara (Mondes/Dian) JEPARA – Mondes.co.id | Museum R.A Kartini di Pendopo Kabupen Jepara dibuka secara gratis untuk masyarakat umum.
Penggratisan ini akan berlaku hingga 1 Januari 2026.
Setelah itu akan diberlakukan dengan retribusi kunjungan museum.
“Setelah peresmian sampai 1 Januari 2026, Museum Kartini dibuka gratis untuk umum,” ungkap Bupati Jepara Witiarso Utomo, Senin (17/11/2025).

Museum akan dibuka mulai pukul 13.00 sampai 17.00 WIB.
“Kami ingin masyarakat dari berbagai daerah bisa menikmati dan mengenal lebih dekat warisan Kartini,” kata dia.
Kebijakan ini menjadi langkah awal pemerintah daerah untuk memperkenalkan wajah baru museum yang kini menampilkan beragam hal terkait pahlawan emansipasi perempuan Indonesia, RA Kartini secara lebih lengkap dan tertata modern.
Ada lima zonasi di Museum RA Kartini Pendopo Jepara.
Rinciannya Zona Geografis Jepara di sisi Peringgitan, Zona Keluarga Kartini di Ruang Tamu, Zona Terbit Terang Pemikiran Kartini di Ruang Tengah, Zona Kartini Berkesenian di Ruang Pingitan, dan Zona Interaksi Pengunjung di Serambi Belakang Pendopo.

Bupati Witiarso menekankan, pembangunan lanjutan Museum Kartini akan diarahkan melalui dukungan masyarakat dan dunia usaha, bukan bergantung pada anggaran pemerintah daerah.
Menurutnya, Jepara sebagai tanah kelahiran Kartini memiliki tanggung jawab moral untuk menjaga dan merawat peninggalan tokoh emansipasi perempuan itu.
“Membangun museum Kartini ke depan kalau bisa tanpa APBD. Kita harus bangga merawat peninggalan Kartini dengan kekuatan masyarakat Jepara sendiri,” tegasnya.
Namun, untuk digitalisasi museum tetap dimungkinkan menggunakan APBD Jepara.
Tapi untuk pengembangan fisik dan kelengkapan koleksi, Bupati berharap peran aktif komunitas, pelaku industri, dan pengusaha lokal.
Sebagai bagian dari penguatan identitas museum, Pemkab Jepara juga tengah menyelesaikan desain resmi merchandise Museum Kartini.
Produk tersebut ditargetkan dapat mulai dipasarkan pada tahun 2026 agar bisa menjadi bagian dari daya tarik wisata, sekaligus sumber pendanaan non-APBD.
“Ini perjuangan bersama sebagai anak cucu Kartini. Kita ingin museum ini hadir sebagai ikon kebanggaan Jepara,” tambah Witiarso.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar