Foto: Proses pemasangan foto di Museum R.A Kartini Jepara (Mondes/Dian) JEPARA – Mondes.co.id | Pendopo Kabupaten Jepara hari ini, Sabtu (15/11/2025), menorehkan sejarah baru.
Tempat kediaman Bupati Jepara yang dibangun pada masa Adipati Citrosomo III atau Abad XVII, ditetapkan sebagai Museum Raden Ajeng (RA) Kartini Jepara.
Salah satu yang mendiami Pendopo ini adalah Sosroningrat yang merupakan Ayah Raden Ajeng Kartini.
Dari sini, embrio gagasan emansipasi perempuan terlahir.
Penetapan sebagai Museum R.A Kartini dilaksanakan hari ini, Sabtu (15/11/2025) oleh Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon.
Hal ini juga menandakan babak baru fungsi Pendopo Kabupaten Jepara.
“Sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan atas jasa beliau. Pendopo ini akan kami jadikan museum RA Kartini yang diresmikan Menteri Kebudayaan,” ungkap Bupati Jepara Witiarso Utomo, Sabtu (15/11/2025).
Pengalihan fungsi pendapa menjadi museum, merupakan bentuk keseriusan pemerintah dalam merevitalisasi, serta melestarikan bangunan cagar budaya yang sarat akan nilai-nilai sejarah.
Pada pertengahan bulan sebelumnya, Bupati telah menandatangani Surat Keputusan (SK) tentang pengalihan Pendapa Kabupaten Jepara menjadi museum.
Dalam SK Bupati Jepara Nomor 4321.1/3268 tentang Penetapan Museum RA Kartini Jepara, disebutkan Museum RA Kartini yang sebelumnya berkedudukan di Jalan Alun-alun Nomor 1, Kelurahan Panggang.
Kini juga ditetapkan berkedudukan di Pendapa Kabupaten Jepara, Jalan Kartini Nomor 1, Kelurahan Panggang.
Project Manager Museum Kartini, Ikhwan Syaefulloh, menyampaikan bahwa setiap hal telah disiapkan.
Pihaknya menyebut bahwa langkah ini merupakan upaya untuk mengembalikan pendapa sebagai bagian dari living monument, terkait jejak-jejak kehidupan pahlawan nasional asal Jepara, Kartini.
Menurutnya, museum ini akan memuat sisi rekam jejak keluarga, ruang kreatif, hingga aspek spiritual Kartini dan berbagai konteks kehidupan lainnya.
Termasuk kamar pingit sebagai ruang lahirnya ide-ide cemerlangnya.
“Yang paling penting, museum ini diharapkan menjadi pengingat bahwa Jepara pernah menjadi pusat gravitasi literasi bagi perempuan,” ungkapnya.
Ikhwan menambahkan, Jepara sebagai bagian dari kiblat penting dalam sejarah kemajuan bagi perempuan.
Museum ini dihadirkan sebagai ruang kontemplasi.
Menurutnya, jika hanya menampilkan artefak atau koleksi lainnya, museum akan menjadi terlalu kering akan nilai.
Museum ini, sambungnya, diharapkan mampu menampilkan riset dan dampak pemikiran Kartini.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar