Petani dan BPP Jakenan Gropyokan Bersama Berantas Tikus

waktu baca 2 menit
Jumat, 7 Nov 2025 17:34 0 64 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Petani di Kecamatan Jakenan mulai giat gencarkan gropyokan sebagai upaya membasmi hama tikus yang mulai ganas.

DBHCHT TRENGGALEK

Tikus-tikus tersebut merusak dan melahap tanaman padi petani setempat.

Menurut Koordinator Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Jakenan, Cholil Anwar, populasi tikus sudah banyak di berbagai desa yang ada di Kecamatan Jakenan.

Ia menyebut, beberapa desa yang diserang tikus meliputi Karangrowo, Kedungmulyo, Mantingantengah, Ngastorejo, Sidoarum, Sonorejo, Sendangsoko, Tambahmulyo, Tlogorejo, Tondokerto, dan Tondomulyo.

Upaya gropyokan itu mulai dilakukan dengan kerja sama sejumlah pihak.

“Serangan tikus sudah banyak merugikan petani, populasi tikus sudah sangat banyak, sehingga serangan tikus sangat merugikan petani. Hampir semua desa di Kecamatan Jakanen terdampak serangan tikus,” ujarnya saat dihubungi Mondes.co.id hari ini, Jumat, 7 November 2025 usai melangsungkan gropyokan di Desa Sendangsoko.

Menurutnya, tikus menyerang seluruh tanaman padi di Kecamatan Jakenan.

Bahkan, padi yang masih di persemaian juga diserang.

“Serangan tikus sudah banyak merugikan petani. Tikus tidak hanya menyerang tanaman padi yang sudah produksi bahkan tanaman padi di persemaian juga diserang,” urainya.

Sejauh ini pihaknya sudah melakukan pengendalian hama tikus menggunakan burung hantu.

Namun, minimnya predator itu menyebabkan populasi tikus merajalela.

Ia mengatakan, pemburu tikus semakin punah lantaran tersengat listrik.

Apalagi petani lebih suka menggunakan jebakan listrik untuk mengendalikan hama tikus.

“Salah satu penyebab tikus banyak melanda karena banyak burung hantu yang kena stroom (listrik) saat petani mengendalikan hama tikus menggunakan stroom,” ungkapnya.

BACA JUGA :  Pelaku UMKM Harus Percaya Diri Pasarkan Produk Secara Digital

Ia memandang, gropyokan lebih efektif dalam membasmi tikus.

Pasalnya, gropyokan dilakukan dengan koordinasi yang baik antara petani dan petugas Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).

“Cara yang efektif gropyokan, keunggulan dari gryopokan melibatkan banyak petani, sehingga kebersamaan petani bisa terjaga. Juga dengan gropyokan lebih banyak mendapatkan tikus, sehingga populasi tikus bisa dikendalikan,” tuturnya.

Ia berharap gropyokan bisa meminimalisir tikus dengan guyup antar petani, sehingga kebersamaan bisa terjaga.

Gropyokan ini amat sangat ideal ketika pasca panen.

“Harapan kami dari kegiatan gropyokan tikus. Hama tikus dapat dikurangi dan meminimalisir populasi tikus dan juga kekompakan dan kebersamaan petani selalu terjaga,” ucapnya.

Dalam gropyokan ini sejumlah pihak terlibat, di antaranya Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pati, PPL BPP Jakenan, Babinsa, Bhabinkamtibmas, kepala desa (Kades), serta kelompok tani (Poktan).

Pada Minggu, 9 November 2025 nanti gropyokan dilakukan di Desa Tlogorejo.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini