Foto: Yeni Aprilia Susanti, seorang penari asal Pati yang banyak job cucuk lampah (Mondes/dok. pribadi) PATI – Mondes.co.id | Tahun 2025 ini merupakan tahun yang ramai dengan acara pernikahan, mengingat di tahun sebelumnya, yakni 2024 disebut sebagai Tahun Duda (dalam anggapan orang Jawa).
Sehingga, kesempatan ini dijadikan waktu yang tepat bagi pasangan untuk melangsungkan acara pernikahannya.
Mulai ramai acara pernikahan terjadi sejak September hingga saat ini.
Bahkan, ramainya acara pernikahan, menjadi rezeki bagi para jasa layanan pernikahan, termasuk penari cucuk lampah.
Yeni Aprilia Susanti, seorang penari asal Desa Tambahmulyo, Kecamatan Gabus, Kabupaten Pati menerima calling-an di berbagai acara pernikahan untuk menjadi penari pengiring pengantin.
Kerap kali ia tampil sebagai penari cucuk lampah di Kabupaten Pati maupun di Kabupaten Rembang.
Ia kadang perform secara solo maupun duet.
Jika di hari biasa, ia hanya tampil di beberapa job saja, tetapi ketika acara pernikahan dengan balutan adat Jawa mulai marak, ia dipercaya menjadi penari pengiring di banyak pesta kawinan.
Dalam sebulan terakhir ini, Yeni mengaku kedapatan belasan job penari cucuk lampah.
“Banyak tampil saya nikahan Mas, sampai naik dua kali lipat. Biasanya dulu beberapa saja, kini udah mulai banyak di acara wedding,” ujar perempuan lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta kepada Mondes.co.id pada Jumat, 7 November 2025.
Selama September ia mendapatkan 7 job.
Kemudian, di Oktober mampu menjalankan 14 job menari.
Di November ini, sementara ia sudah menerima 6 job menari.
“Kalau sebelum ada banyak nikahan, sebelum September palingan 4 atau 5 job, tetapi di September ini lumayan, Oktober meledak (banyak), November sampai Desember lumayan,” sebut Yeni.
Padatnya jadwal membuat Yeni keteteran.
Meskipun begitu, sebagai seorang guru di sekolah, ia bisa membagi waktu antara mengajar dan menjalankan job penari pengiring pernikahan.
“Kalau persiapan performnya sat-set, kadang yang bikin lama adalah rundown acara molor. Aku sering pagi berangkat sekolah dulu, ikut upacara maupun apel, habis itu pulang, pakai kostum dan make up di mobil selama perjalanan ke hotel/lokasi wedding,” jelasnya.
Saat perform di acara, ia berkoordinasi dengan Wedding Organizer (WO) atau pembawa acara supaya bisa tampil dengan optimal.
Pasalnya, ketika membawakan tarian, harus disesuaikan dengan ritme yang tersaji.
Ia menari biasanya dengan durasi 10 hingga 20 menit beserta kirab iring-iringannya.
“Untuk gendhing (musik) kirab masuknya pengantin biasanya kami manut sama WO-nya, kalau gak ada WO kami manut sama pranatacara biar menyesuaikan sama laku iring-iringan. Kalau saya seringnya duet Tari Rama Sinta lebih sering diambil sama pengantin, kalau ndak ya Gambyong karena dua tari itu jadi primadona,” imbuhnya.
Menurutnya, penari cucuk lampah dibutuhkan ketika pesta pernikahan menggunakan adat Jawa.
Terkadang ketika ada pernikahan lintas adat, maka tradisi Jawa menarik untuk ditonjolkan, sehingga banyak mempelai yang memakai konsep adat Jawa.
“Kebanyakan nikahnya pakai adat Jawa. Beberapa mempelai pria dari luar kota, jadi mempelai wanita kayak senang memperlihatkan di Jawa ada budaya dan kesenian seperti ini, gitu,” ungkapnya.
Yeni menyampaikan bahwa sebagai cucuk lampah yang berlatar belakang penari, harus menguasai gerakan yang dibawakan dengan baik.
Ketika ia tampil menyajikan setiap gerakan langkah, dihayatinya secara penuh makna dari acara pernikahan tersebut.
“Sebagai cucuk lampah berlatar belakang penari harus menguasai gerak-gerak yang akan dibawakan, tidak hanya jalan kaki biasa, kalau saya pribadi di setiap gerak, di setiap langkah selalu kekidungan atau berdoa untuk pengantin,” ucap pemilik Sanggar Tari Prigel Bromastro itu.
Ketika pesta pernikahan tersebut dapat cucuk lampah, maka akan menghadirkan nuansa sakral dan estetika kebudayaan.
Ia mengutarakan tugas utama cucuk lampah yang memiliki esensi mengantarkan pengantin menuju lembar kehidupan baru.
Tugas cucuk lampah juga untuk menolak bala untuk kedua mempelai di jenjang rumah tangga.
“Hal yang paling disadari dan ditanamkan dalam hati bahwa tugas kita sebagai cucuk lampah tidak hanya mengantarkan pengantin menuju pelaminan, namun cucuk lampah bertugas untuk menolak bala untuk sang pengantin menuju lembaran kehidupan baru,” tambah wanita berparas cantik itu.
Yeni mengatakan bahwa selain pesta pernikahan, ia juga sering mengisi acara di sedekah bumi, karnaval, maupun kegiatan desa lainnya.
Di setiap penampilannya, tarif seorang penari lulusan ISI ini mencapai Rp1,5 juta sampai Rp1,7 juta.
“Kalau tarif berbeda-beda tergantung lokasi, kalau lokasi luar Pati biasanya kena transport. Kalau penariku ini level up daripada yang lain karena bakatnya dicetak dari Solo, bukan penari yang seperti biasa pada umumnya,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar