Curah Hujan Tinggi, Pengeringan Tembakau di Pati Terkendala

waktu baca 4 menit
Sabtu, 25 Okt 2025 14:20 0 118 Singgih Tri

TERKENDALA: Tembakau milik Darto ketika dijemur di tengah cuaca mendung di Desa Kebonturi, Kecamatan Jaken, Kabupaten Pati. (Mondes/Singgih)

DBHCHT TRENGGALEK

 

PATI – Mondes.co.id | Musim penghujan sudah tiba secara konsisten sejak awal pekan kemarin, sehingga hujan terus mengguyur dengan intesitas sedang hingga tinggi. Dengan adanya musim penghujan, maka kondisi cuaca terhalang mendung sehingga minim pancaran sinar matahari.

 

Kondisi demikian menyebabkan petani tembakau di sejumlah daerah kesulitan mengeringkan komoditas dengan nama latin Nicotiana Tabacum. Hal ini dirasakan oleh petani tembakau asal Kabupaten Pati, Sudarto yang mengalami dampak cuaca lembab ketika menjemur tembakaunya pasca dipetik.

 

Biasanya butuh waktu dua hari untuk selesai pengeringan, tapi cuaca yang mendung dan lembab membutuhkan waktu empat hari waktu penjemuran agar tembakaunya kering total. Pasalnya, hujan yang datang membuatnya tidak bisa seharian penuh menjemur tembakau.

 

“Normalnya tembakau dau hari, hari pertama proses pelepasan, dijemur, ditumpuk, lalu besoknya (hari kedua) dijemur lagi menjadi kering, tapi karena ini hujan maka penjemuran dilakukan selama empat hari. Idealnya setelah dirajang, di-ler, jemur satu hari sudah pero, dan ibaratnya ditumpuk gak berubah warna, terus dijemur lagi besoknya, nanti akan kering,” ungkap petani asal Desa Kebonturi, Kecamatan Jaken tersebut saat diwawancarai Mondes.co.id, Sabtu, 25 Oktober 2025.

 

Menurut penuturannya, penjemuran yang tidak maksimal menyebabkan kualitas tembakau jauh dari kata bagus. Terlihat, warna tembakau yang kemerahan ini tidak sesuai ekspektasi dan kelayakan tembakau yang berkualitas, seharusnya tembakau bagus nan berkualitas warnanya kuning keemasan. Ia juga mengatakan grade tembakau yang dipanen menjadi turun setelah pengeringan tidak sempurna.

BACA JUGA :  Cegah Bullying, Polresta Pati bersama Satuan Pendidikan Gencarkan Gerakan Ayo Rukun

 

“Dengan kondisi sekarang, tiap pukul 12.00 sampai 13.00 WIB mendung lalu hujan, kalau gini kan belum kering secara betul, setelah ditumpuk lagi warnanya harusnya kuning cerah, karena belum kering kalau ditumpuk warnanya merah. Kualitasnya menurun karena yang diinginkan warna kuning keemasan, sehingga ini tidak normal, grade menurun,” ujarnya.

 

Tidak ada pilihan lain selain menjemur di momen-momen tertentu meski dihantui curah hujan tinggi, karena di bulan Oktober sampai November petani tembakau pada umumnya menghadapi cuaca yang rawan. Per hari ia menjemur tembakau 103 tetek.

 

“Beda dengan situasi Agustus-September, kalau gini siang gerimis, satu-satunya cara ada panas dijemur, kalau gerimis diberesi ditutupi terpal. Per hari ini ada 103 tetek dalam sekali penjemuran. Begini memang risiko tanam tembakau,” ucap pria yang juga merupakan Sekretaris Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) Kabupaten Pati.

 

Di sisi lain ada opsi untuk penggunaan mesin pengering, tapi penggunaannya boros pada bahan bakar sehingga dirinya tidak melakukan opsi tersebut. Padahal pemerintah telah memberi bantuan sarana tersebut untuk memudahkan petani mengeringkan tembakaunya.

 

“Untuk penggunaan oven dari Sadana tidak bisa direkomendaskan, sebenarnya ada bantuan oven dari Pemerintah Provinsi untuk pengeringan tembakau. Secara operasional terlalu mahal, hasilnya tidak bagus, kemarin tidak bisa maksumal, itung-itungan tidak nyandak, bahan bakarnya pakai gas,” urainya.

 

Rendemen tembakau akan berkurang ketika tembakau tak kunjung mongering, terlebih kadar air pada tembakau sangat tinggi. Dalam satu tetek yang biasanya ia memeroleh 0,9 kilogram, kini semasa hujan tiba hanya memeroleh 0,5 kilogram.

 

“Kalau terkena hujan berarti kadar air tinggi jadi nanti kalau dipetik, dirajang, otomatis rendemennya berkurang. Satu tetek kalau dirajang basah sampai kering bisa diperoleh 0,8 sampai 0,9 kilogram per tetek. Namun karena ini terkena hujan, tanah tergenang sehingga satu tetek menunun jadi 0,5 kilogram,” sebut Darto.

BACA JUGA :  Kerap Ditemukan Pengendara Bermotor Nerobos Kawasan CFD Alun-alun Pati

 

Pada musim panen kali ini, ia menargetkan menjual tembakau pada akhir Oktober, sesuai jadwal pembelian dari perusahaan mitra, yakni PT Sadhana Arifnusa. Ditakutkan harga akan anjlok ketika tak kunjung dikirim.

Dalam penjualan pada masa panen terakhir, Darto mengirimkan 36 kemasan (ball). Setiap satu bal berisik 50 kilogram daun tembakau.

 

“Alhamdulillah meskipun hitung-hitungan kuantitas menurun 36 ball kita kirim ke gudang, ibarat satu ball itu 50 kilogram. Info terkini PT Sadana Arifnusa akan datang minggu kedua November ke gudang, diharapkan akhir Oktober ini bisa kirim karena biasanya menjelang akhir penutupan harganya rendah,” jelas tuturnya.

 

Darto mengungkapkan rata-rata harga tembakau saat ini Rp 37 ribu per kilogram. Padahal harga pada Agustus dan September kemarin mencapai Rp 39 ribu per kilogram. Kondisi penurunan harga karena faktor cuaca dirasakannya.

 

“Harga paling bagus pada Agustus-September. Penjualan dari awal sampai akhir average-nya setiap pengiriman bawa 5 ball, langsung keluar harganya, kalau saya harga average-nya Rp 37.000, kadang sampai Rp 39.000,” paparnya.

 

Ia mengaku, harga tembakau bisa lebih di atas itu ketika kondisi warna dan grade bagus. Penyebab kondisi warna dan grade disebabkan oleh tembakau itu kering maksimal atau tidak maksimal. Pada saat tembakau kurang kering, maka akan ada serangan jamur, sehingga menyebabkan warna buruk serta grade menurun. Pada kondisi tembakau yang kering maksimal, harga akan meningkat.

 

“Menurut saya harga lebih tinggi kemarin karena 2024 itu kemarau kering, jadi untuk warna dan grade tembakau bagus. Sekarang penjemuran kurang sempurna karena ada jamur ketika basah memengaruhi harga dari pabrikan juga menentukan,” pungkas Darto.

BACA JUGA :  MPLS Murid Baru SMA/SMK hingga SLB di Pati Lancar Tanpa Perundungan

redaksi

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini