Peringati HSN, Ajak Santri Lawan Narasi Negatif Pesantren 

waktu baca 2 menit
Rabu, 22 Okt 2025 15:50 0 67 Dian A.

JEPARA – Mondes.co.id | Pemerintah Kabupaten Jepara menggelar Apel Hari Santri Nasional (HSN) di halaman Sekretariat Daerah (Setda) Jepara, Rabu (22/10/2025).

DBHCHT TRENGGALEK

Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk memperkuat semangat keislaman, kebangsaan, dan peran santri dalam menjaga nilai-nilai luhur bangsa.

Apel tersebut dihadiri oleh Bupati Jepara Witiarso Utomo, Forkopimda, tokoh ulama, serta ratusan santri dari berbagai pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam di Kabupaten Jepara.

Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan penyerahan simbolis bantuan dari Baznas Jepara, meliputi Santunan Yatama, Bantuan Santri Kurang Mampu, serta Bantuan bagi Guru Madrasah Diniyah (Madin).

Selain itu, Bupati juga menyerahkan hadiah simbolis bagi para pemenang lomba dalam rangka Hari Santri Nasional 2025.

Antara lain yakni Hafalan Alfiyah, Lomba vlog tingkat MTs/SMP dan MA/SMA/SMK, Lomba Murottal tingkat SD/MI.

Kemudian Lomba Khitobah tingkat RA/TK, MI/SD, MTs/SMP, dan MA/SMA/SMK, Santri Award untuk kategori bidang pendidikan, kewirausahaan, dan sosial.

Dalam sambutannya, Bupati Jepara Witiarso Utomo menekankan pentingnya peran santri dalam menyikapi arus informasi di era digital.

Ia menyoroti fenomena konten negatif yang saat ini sedang tranding, terkait isu pesantren yang berpotensi menyesatkan masyarakat.

“Di akhir-akhir ini kita melihat hal-hal yang tidak baik seperti halnya konten-konten yang berseliweran menarasikan pesantren. Jika kita hanya melihat tanpa memahami ilmu yang diberikan para ulama atau kiai kita, yang terjadi adalah Fear of Missing Out (Fomo),” ujar Bupati.

Bupati menambahkan, santri yang memiliki bekal ilmu agama, harus mampu menjadi penjaga moral di tengah derasnya arus informasi.

BACA JUGA :  Gerakan Orang Tua Asuh Mencegah Stunting Digencarkan 

Santri yang sudah berilmu harus mampu memberikan pemahaman ketika melihat konten yang narasinya tidak baik atau merendahkan kiai maupun pesantren.

“Kita harus menjelaskan bahwa hal tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai yang diajarkan para ulama,” tegasnya.

Bupati juga mengingatkan bahwa peringatan Hari Santri bukan hanya seremonial.

Tetapi momentum untuk mengenang perjuangan para ulama dan kiai dalam memperjuangkan kemerdekaan, serta menjaga keutuhan bangsa.

“Hari ini kita memperingati Hari Santri untuk mengingatkan kembali perjuangan para ulama dan kiai kita. Mereka bukan hanya guru agama, tetapi juga pejuang yang ikut membangun negeri ini,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini