Desa Meteseh Sulap Sampah Jadi Cuan dan Jogging Track Lewat INSANA

waktu baca 3 menit
Senin, 13 Okt 2025 17:33 0 68 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Siapa sangka, tumpukan sampah rumah tangga di Desa Meteseh, Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang, kini bukan lagi masalah lingkungan, melainkan sumber inspirasi dan potensi ekonomi.

DBHCHT TRENGGALEK

Berkat inovasi cerdas bernama Inseminator Sampah Sederhana (INSANA), desa ini tak hanya sukses menjaga sungai tetap bersih, tetapi juga berencana membangun fasilitas umum yakni jogging track.

​Inovasi INSANA adalah terobosan lokal yang sederhana namun efektif.

Alat ini menyerupai tungku perapian dua lubang yang berfungsi membakar sampah rumah tangga.

Meskipun berbasis pembakaran, desainnya meminimalkan asap, menjadikannya solusi yang jauh lebih ramah lingkungan.

Dibandingkan dengan membakar sampah secara terbuka, sebuah kebiasaan yang sebelumnya membuat sungai-sungai desa tercemar.

​Ide cemerlang ini bermula dari pengalaman pahit pasca banjir besar yang melanda Desa Meteseh pada tahun 2022.

Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Meteseh, Suko Siswanto, menceritakan bahwa ia awalnya menciptakan alat ini untuk keperluan pribadi.

Melihat efektivitasnya, Pemerintah Desa kemudian mengadopsi dan mengembangkannya.

Puncaknya, pada tahun 2024, Pemerintah Desa memasukkan pengembangan INSANA berkapasitas besar ke dalam perencanaan Dana Desa 2025 dengan alokasi anggaran sekitar Rp15 juta.

Alat tersebut kini telah beroperasi selama enam bulan dan menjadi tulang punggung pengelolaan sampah di sana.

​Saat ini, sudah 151 Kepala Keluarga (KK) yang terdaftar menjadi peserta pengelolaan sampah berbasis INSANA.

Setiap KK dikenai iuran bulanan sebesar Rp20 ribu. Petugas akan mengambil sampah dengan keranjang setiap tiga hari sekali.

BACA JUGA :  Cuaca Ekstrem, Harga Garam Melonjak Tinggi

​Uniknya, sebelum masuk tungku INSANA, sampah melalui proses pemilahan ketat.

“Sampah yang masih memiliki nilai ekonomi kami pilah dan hasilnya kami gunakan untuk menunjang operasional, seperti membeli minuman untuk petugas. Sampah yang tidak bernilai rupiah baru langsung dibakar,” jelas Suko.

​Manfaatnya tidak berhenti di situ. Sisa abu hasil pembakaran INSANA pun tidak dibuang sia-sia.

Untuk sementara, abu tersebut digunakan untuk menguruk lahan kosong.

Namun, ke depan, Karang Taruna Desa Meteseh memiliki rencana ambisius yakni memanfaatkan abu tersebut untuk membuat paving block.

​Paving block dari abu sampah ini rencananya akan digunakan untuk membangun jalur jogging track di kawasan embung desa, menambah fasilitas olahraga yang modern bagi warga.

“Kami mengelola tiga embung, dan kami ingin salah satunya nanti memiliki jogging track,” imbuh Suko.

​Inovasi yang berhasil mengurangi sampah dan menghasilkan produk samping bernilai ini, sontak menarik perhatian desa-desa lain.

Tidak hanya dari Rembang, seperti Desa Gandrirejo, kunjungan juga datang jauh-jauh dari Kecamatan Krian, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur yang tertarik untuk mengadopsi teknologi INSANA.

​Suko Siswanto berharap, kesuksesan INSANA ini dapat menjadi blueprint bagi desa-desa lain di Rembang.

“Jika setiap desa mampu mengelola sampahnya sendiri, sudah pasti sungai kita bersih, lingkungan bersih, dan masyarakatnya juga lebih sehat,” pungkasnya penuh optimisme.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini