Info Lur! Harga Cabai di Pasar Tradisional Pati Mulai Merangkak Naik

waktu baca 2 menit
Selasa, 7 Okt 2025 16:19 0 76 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Ada yang mulai merangkak di pasaran, yakni komoditas cabai-cabaian.

DBHCHT TRENGGALEK

Kondisi cabai yang mulai naik harga ini terasa di Kabupaten Pati.

Harga cabai di pasar tradisional Bumi Mina Tani sudah beranjak tinggi, lantaran permintaan konsumen yang juga meningkat.

Harga cabai terasa pada cabai teropong, cabai rawit merah, dan cabai rawit hijau.

Petugas Analis Perdagangan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Kabupaten Pati, Suwardi melaporkan harga cabai merah keriting berada di harga Rp55 ribu per kilogram.

Harga ini tidak melonjak atau turun selama pekan ini, tetapi setelah dicek di lapangan mengalami variasi harga.

Sementara, harga cabai rawit merah dan rawit hijau masing-masing Rp35 ribu per kilogram dan Rp 50 ribu per kilogram pada hari ini, Selasa, 7 Oktober 2025.

Padahal sehari sebelumnya, Senin, 6 Oktober 2025 harga cabai rawit merah dan cabai rawit hijau masing-masing Rp32 ribu per kilogram dan Rp45 ribu per kilogram.

“Cabai merah keriting kisaran Rp50.000 per kilogram, cabai rawit merah Rp35.000 per kilogram naik Rp3.000 dari sebelumnya, serta cabai rawit hijau Rp50.000 naik Rp5.000 dari harga sebelumnya. Penyebabnya, konsumsi meningkat banyak hajatan mempengaruhi,” urainya saat diwawancarai Mondes.co.id di ruangannya.

Sedangkan, harga cabai teropong senilai Rp58 ribu per kilogram. Sebelumnya, harga cabai teropong senilai Rp55 ribu per kilogram.

Kenaikannya masih sedikit, sehingga menurutnya tidak ada kenaikan yang signifikan yang membuat heboh masyarakat.

“Secara keseluruhan rawit dan keriting ada perubahan harga, tapi bukan kenaikan signifikan. Dari Rp46.000 sampai Rp47.000 kini Rp50.000. Bahkan kalau keriting sampai Rp55.000, rawit juga bahkan sampai Rp36.000 sampai Rp37.000,” ujarnya.

BACA JUGA :  Guru Berani Memperjualbelikan LKS di Sekolah, Disdikbud Pati: Risiko Tanggung Sendiri 

Faktor permintaan yang tinggi ini tidak sebanding dengan pasokan cabai yang minim.

Pasalnya, saat ini panen cabai telah dilakukan pada Juli sampai dengan September lalu.

“Faktor panen September sudah terlewati sejak Juli kemarin, baru panen udah selesai. Di mana-mana kekurangan pasokan karena panen terlewati,” terangnya.

Editor; Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini