Kualitas Panen Tembakau Rembang Menurun Akibat Cuaca Lembap, Harga Jual Terancam

waktu baca 3 menit
Senin, 29 Sep 2025 16:34 0 114 Supriyanto

REMBANG – Mondes.co.id | Musim panen tembakau tahun ini di Kabupaten Rembang menghadapi tantangan serius.

DBHCHT TRENGGALEK

Bupati Rembang, Harno, secara terbuka mengakui adanya penurunan kualitas hasil panen tembakau, sebuah kondisi yang secara langsung disebabkan oleh faktor cuaca yang lembap.

Penurunan kualitas ini berdampak pada perbedaan ketebalan daun tembakau dibandingkan hasil panen tahun-tahun sebelumnya.

Hingga pada akhirnya akan memengaruhi harga jual di tingkat petani.

​Pengakuan ini disampaikan Bupati Harno saat meninjau langsung hasil panen di Desa Karangharjo, Kecamatan Sulang pada Senin (29/9/2025).

​“Saat ini ada sedikit cuaca yang kurang, posisi basah sehingga ketebalan daunnya itu ada perbedaan dengan tahun-tahun kemarin,” ujar Bupati Harno di lokasi peninjauan.

​Bupati Harno menjelaskan bahwa kondisi cuaca basah dan kelembapan udara yang tinggi, menjadi penyebab utama penurunan mutu tembakau.

Informasi ini turut diperkuat oleh pihak pembeli tembakau, PT. Sadana.

Yang juga telah mengonfirmasi bahwa kualitas daun tembakau tahun ini menurun akibat unsur kelembapan yang berlebihan.

​Dalam rantai perdagangan tembakau, kualitas hasil panen memiliki korelasi langsung dengan harga jual.

Bupati Harno menegaskan bahwa harga yang akan diterima petani akan menyesuaikan dengan mutu yang dihasilkan.

​“Kalau kualitasnya bagus, harganya menyesuaikan. Tapi karena kualitasnya menurun, harganya juga mengikuti,” jelasnya, mengindikasikan bahwa petani Rembang kemungkinan akan menerima harga yang lebih rendah.

​Menyikapi perkembangan industri dan masalah tenaga kerja, Bupati Harno juga menyoroti pentingnya modernisasi alat dan mesin dalam proses pengolahan tembakau.

Ia mengungkapkan bahwa penggunaan alat penjemur otomatis dapat menjadi solusi untuk mengurangi ketergantungan pada tenaga kerja yang saat ini menjadi tantangan.

BACA JUGA :  Eksis Sejak 1992, Produk Asli Pati Tetap Bertahan di Tengah Himpitan Pabrik Sepatu Raksasa

​“Dengan adanya alat penjemur otomatis, bisa mengurangi kebutuhan tenaga kerja hingga tiga orang per hari. Selain itu, ia juga mencatat kemajuan dalam proses pencacahan tembakau. Mesin pencacah tembakau sekarang juga sudah bagus, dulu manual, sekarang sudah pakai mesin,” sebut Harno.

​Mengenai potensi kerja sama dengan pabrik rokok besar, seperti Sampoerna, Bupati Harno menyatakan bahwa komunikasi akan dilakukan.

Namun, ia menekankan perlunya pertimbangan matang, khususnya terkait kebutuhan tenaga kerja.

​“Saat ini untuk mencari tenaga kerja, apabila menanam bareng-bareng, panen bareng-bareng, itu mencari tenaga kerja sudah agak kesulitan. Apabila di sini buat lagi (kerja sama yang melibatkan banyak penanaman), maka akan diperhitungkan, apakah kesulitan atau tidak,” pungkasnya.

​Meskipun dihadapkan pada masalah kualitas dan harga, Bupati Harno memberikan jaminan kepada para petani.

Ia menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Rembang untuk tetap mendengar dan mengakomodasi usulan-usulan dari para petani tembakau.

​“Usulan dari petani tetap akan diakomodir. Apalagi saya sebagai Bupati memang memikirkan rakyat, dari mulai petani dan semuanya akan diakomodasi,” tegasnya.

​Di tengah tantangan kualitas, terdapat kabar positif dari segi luasan lahan.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Rembang, Agus Iwan Haswanto, melaporkan bahwa luas lahan tembakau pada tahun ini justru mengalami peningkatan signifikan, yakni dari 7.400 hektar menjadi 8.400 hektar.

​Namun, peningkatan luasan lahan ini tidak serta merta berbanding lurus dengan hasil produksi.

Agus Iwan Haswanto mengakui bahwa produksi tembakau secara keseluruhan mengalami penurunan akibat cuaca.

​Beberapa memang tidak bisa panen secara bagus. Meskipun demikian, ia optimis bahwa kondisi dapat membaik.

“Kualitas kami konfirmasi Sadana memang betul ada penurunan karena cuaca, tapi di panen-panen terakhir ketika matahari sudah mulai terik bisa meningkat lagi,” ujar Iwan.

BACA JUGA :  Kopi Obrok, Peruntungan Raup Cuan Ala Pemuda Trenggalek

​Dari sisi harga, Iwan menyebutkan bahwa secara umum tidak ada perubahan signifikan dibanding tahun lalu, karena harga jual selalu bergantung pada kualitas hasil panen di lapangan.

Laporan akhir mengenai hasil panen tembakau Rembang secara keseluruhan akan disampaikan oleh PT. Sadana di penghujung tahun ini.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini