Sukses Budi Daya Jagung Organik, Dua Petani Asal Durenan Diapresiasi Kapolres Trenggalek

waktu baca 2 menit
Sabtu, 27 Sep 2025 17:51 0 41 Heru Wijaya

TRENGGALEK – Mondes.co.id | Kreatifitas dan inovasi dua petani muda di wilayah Kecamatan Durenan, Trenggalek patut diacungi jempol.

DBHCHT TRENGGALEK

Pasalnya, kedua warga Desa Pandean tersebut telah sukses mengembangkan bibit tanaman jagung organik hingga berhasil.

Adalah Soni dan Solikin yang secara tekun melakukan berbagai percobaan membudidayakan salah satu komoditas agrikultur tersebut.

Bahkan, Kapolres Trenggalek, AKBP Ridwan Maliki yang sempat kagum atas prestasi mereka, secara khusus memberikan apresiasi.

Salah satunya dengan menghadiri langsung panen jagung jenis organik dilahan para petani muda itu.

“Alhamdulillah, hari ini kami menghadiri panen jagung organik di Durenan. Inovasi ini patut di apresiasi dan menjadi kebanggaan bersama bahwa warga Trenggalek mampu mengembangkan jagung organik yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi dibanding jagung biasa,” ungkapnya, Sabtu, 27 September 2025.

Bersama dengan anggota dan petani, lanjut AKBP Ridwan, tadi berkesempatan meninjau sekaligus memanen langsung tanaman yang menjadi salah satu penopang ketahanan pangan tersebut.

Bukan itu saja, seluruh hadirin berkesempatan merasakan manisnya jagung organik bakar yang memang sedikit berbeda di lokasi.

“Diharapkan, ke depan semakin banyak petani-petani muda di Trenggalek mau ikut membudidayakan komoditas pangan (jagung organik) ini secara lebih serius. Sehingga, program swasembada pangan mampu terwujud sekaligus menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia,” harap Kapolres.

Di tempat yang sama, Soni, salah satu pengembang jagung organik, menuturkan dalam proses penanaman tanaman itu, dirinya menggunakan sistem tumpang sari.

Yakni, alternatif budi daya pertanian di mana dua jenis atau lebih tanaman ditanam secara bersamaan pada satu lahan dengan jangka waktu yang sama.

BACA JUGA :  Bupati Trenggalek Serahkan Sertifikat PTSL kepada Warga Desa Dawuhan

“Tumpang sari itu, di antara tanaman utama disisipkan tanaman lain yang memang bisa bersimbiosis mutualis. Di antara jagung ditanami juga tanaman sela yaitu cabai. Untuk jagungnya, jenis jagung manis,” ujarnya.

Soni juga menambahkan, selama proses penanaman serta perawatan, tidak pernah menggunakan pupuk kimia, namun selalu memakai bahan-bahan organik.

Sedangkan tanaman jagung yang dibudidayakan berjenis konsumsi karena punya nilai ekonomis.

“Jagung yang tanam berjenis komsumtif dengan nilai ekonomis. Fokus pada tanaman yang biasa dijual untuk jagung bakar atau rebus,” jelas Soni.

Editor: Mila Candra 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini