Maulina Abdikan Diri Layani Konseling Parenting dan Pernikahan di Puspaga

waktu baca 3 menit
Rabu, 10 Sep 2025 15:28 0 374 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Masih muda sudah tertantang untuk mendedikasikan diri sebagai tenaga profesional di bidang psikis, menjadi sebuah tanggung jawab yang hebat.

DBHCHT TRENGGALEK

Hal inilah yang dilakukan oleh Maulina Noviatun Ni’mah (24), seorang perempuan asal Desa Tunjungrejo, Kecamatan Margoyoso, Kabupaten Pati.

Diketahui, Maulina merupakan tenaga profesional psikis di Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak & Keluarga Berencana (Dinsos P3AKB) Kabupaten Pati.

Setiap hari ia mengemban amanah melayani masyarakat, utamanya para orang tua dan remaja dalam hal parenting.

Gadis kelahiran 4 Juli 2001 tersebut senantiasa memberikan layanan konseling terkait pola asuh, komunikasi internal keluarga, pencegahan pernikahan dini, penyuluhan parenting, dan edukasi tentang isu kekerasan.

“Memberikan layanan konseling bagi orang tua, anak maupun remaja terkait pengasuhan, komunikasi keluarga, pencegahan perkawinan anak, serta isu kekerasan, sekaligus melakukan edukasi melalui sosialisasi, kelas parenting, dan penyuluhan di masyarakat,” ujarnya.

Ia menghadapi permasalahan klien secara kompleks secara profesional, demi memberikan servis yang terbaik.

“Sebagai tenaga profesional psikologi, saya menghadapi keragaman dan kompleksitas masalah klien, maka dari itu tenaga profesional perlu menjaga objektivitas serta kestabilan emosi saat menangani kasus sensitif, sekaligus terus mengembangkan pengetahuan dan keterampilan agar layanan psikologis yang diberikan tetap efektif dan sesuai kebutuhan keluarga,” terang lulusan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) tersebut kepada Mondes.co.id, pada Rabu, 10 September 2025.

Selain itu, Maulina bertugas melayani konseling bagi calon pengantin di bawah umur.

BACA JUGA :  Sekolah di Jepara Antusias Sambut Karnaval HUT ke-79 RI

Ia melakukan asesmen kepada calon pengantin yang di bawah umur, guna memastikan kesiapan mentalnya sebelum merajut ikatan pernikahan.

“Saya bertugas memberikan layanan konseling psikologis, sekaligus melakukan asesmen sederhana pada catin (calon pengantin) di bawah umur yang mau menikah. Selain itu, memberikan psiko-edukasi yang dilengkapi dengan pembuatan laporan dan dokumentasi,” urai Maulina.

Ia ingin memberikan dampak positif bagi keluarga dan anak, terutama memberikan pengasuhan yang sehat tanpa kekerasan maupun menemukan solusi masalah psikologis dan sosial.

Maulina pun mengaku mendapat pengalaman belajar sangat banyak di Puspaga, sehingga bisa berkembang dan menambah wawasan.

“Tujuan saya memberi dampak positif bagi keluarga dan anak, khususnya dalam mendukung pengasuhan yang sehat, mencegah kekerasan, dan membantu mereka menemukan solusi atas permasalahan psikologis maupun sosial. Selain itu, profesi ini memberi kesempatan untuk terus belajar dan berkembang, baik dari pengalaman klien maupun pelatihan, sekaligus menjadi wadah aktualisasi diri bagi saya yang memang memiliki minat besar di bidang konseling, edukasi, dan pemberdayaan keluarga,” ucap pemilik akun Instagram @maulina.nn

Maulina mengatakan bahwa dirinya sangat bangga menjadi tenaga profesional psikis di Puspaga Kabupaten Pati. Apalagi, peranann ini telah sesuai cita-citanya.

“Ya, karena sejak awal saya memang ingin terlibat dalam pekerjaan yang bermanfaat langsung bagi orang lain, khususnya dalam mendampingi keluarga dan anak. Menjadi tenaga psikis di Puspaga memberi kesempatan untuk mewujudkan hal itu, meskipun tentu masih ada tantangan yang harus terus saya pelajari dan hadapi,” terangnya

Sebagai informasi, perjalanan Maulina pun penuh dengan berbagai pengalaman.

Sejak mahasiswa, ia menjadi Ketua Pengawas Koperasi Mahasiswa (Kopma).

Maulina termasuk perempuan yang teliti, ulet, dan komunikatif, apalagi pengalamannya pernah bekerja sebagai trainer di perusahaan swasta berskala besar.

BACA JUGA :  Sebulan Lebih Warga Karimunjawa Kesulitan Air Bersih, Manfaatkan Sumber Air Legon Goprak

Saat itu dirinya fokus memberi pelatihan soft skill dan technical skill kepada para karyawan lainnya.

Ia jago melakukan pendekatan yang interaktif dalam berdialog dengan seseorang, maka ia cocok menjadi tenaga psikologis.

“Berfokus pada memberikan pelatihan soft skill dan technical skill bagi karyawan, baik di ruang kelas maupun langsung di area reproduksi. Saya terbiasa menyesuaikan metode agar mudah dipahami, menggunakan pendekatan interaktif dan praktik lapangan, sekaligus belajar tentang pentingnya ketelitian, efisiensi, serta kerja tim di industri,” katanya.

Ia berharap mampu wujudkan keluarga yang harmonis, ramah anak, dan jauh dari kekerasan.

Sekaligus terus belajar mengembangkan kapasitas menjadi tenaga psikis yang profesional dan bermanfaat untuk masyarakat.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini