PATI – Mondes.co.id | Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati tengah mempersiapkan langkah strategis untuk mengatasi permasalahan sampah yang semakin kompleks.
Salah satu upaya utamanya adalah dengan membangun empat Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Persampahan sebagai prasyarat mendapatkan pendanaan dari Pemerintah Pusat untuk pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST).
Kepala Bidang (Kabid) Kebersihan, Persampahan dan Pertamanan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati, Henri Setiawan mengungkapkan bahwa pembangunan empat UPTD tersebut ditargetkan mulai dilakukan pada tahun 2025 ini.
“Empat lokasi yang akan dibangun UPTD berada di wilayah Pati bagian selatan, Pati bagian timur, Pati Kota, serta di sekitar Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukoharjo Kecamatan Margorejo,” paparnya, Sabtu, 12 Juli 2025.
Langkah ini merupakan bagian dari upaya jangka panjang yang telah masuk dalam short list Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Jika semua tahapan berjalan lancar, Pati dijadwalkan akan menerima hibah luar negeri senilai Rp120 miliar pada tahun 2026 untuk pembangunan TPST.
“Proposal kita sudah masuk dan diakomodasi dalam RPJMN. Ini menjadi peluang besar bagi Pati untuk memiliki fasilitas pengolahan sampah modern yang bisa mengurangi ketergantungan pada TPA Margorejo yang kini sudah kelebihan kapasitas,” lanjut Henri.
Selain mengandalkan dana hibah pemerintah pusat, Pemkab Pati juga aktif menjajaki kerja sama dengan pihak swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Sejumlah perusahaan besar, seperti PT Semen Gresik dan Bank BRI, telah diajak bergabung dalam proyek ini.
“Kami sudah memiliki memorandum of understanding (MoU) dengan PT Semen Gresik untuk peran mereka sebagai off taker briket sampah. Sedangkan dari pihak BRI, pada Selasa , 15 Juli 2025 mendatang mereka akan melakukan penilaian terhadap rencana investasi yang kami ajukan,” kata Henri.
Disebutkan, ada sekitar 15 investor telah menunjukkan minat untuk terlibat dalam proyek ini.
Ia menjelaskan, TPST yang akan dibangun memiliki konsep serupa dengan pabrik Refuse Derived Fuel (RDF), di mana sampah diolah menjadi briket bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
Dengan teknologi ini, sampah bukan hanya dikurangi volumenya, tetapi juga diubah menjadi energi yang bernilai ekonomi.
“Keberadaan TPST ini diharapkan menjadi solusi jangka panjang terhadap masalah penumpukan sampah di Pati, sekaligus mendorong transisi menuju pengelolaan lingkungan yang lebih berkelanjutan,” pungkasnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar