Jelang Operasi Patuh Candi 2025, Satlantas Polresta Pati Sampaikan Ini

waktu baca 3 menit
Rabu, 9 Jul 2025 16:39 0 111 Harold

PATI – Mondes.co.id | Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polresta Pati terus menggencarkan langkah preemtif dan preventif menjelang pelaksanaan Operasi Patuh Candi 2025.

Salah satu cara mengedukasi masyarakat dan menciptakan budaya tertib berlalu lintas adalah dengan melalui talk show interaktif lewat live talk show interaktif lewat Studio Radio Suara Pati, Rabu (9/7/2025).

Acara yang disiarkan langsung ini bertajuk “Melalui Operasi Patuh Candi 2025, Kita Ciptakan Situasi Kamseltibcar Lantas yang Kondusif di Kabupaten Pati”.

Acara dipandu oleh host Nelvi Ananta bersama IPTU Muslimin selaku KBO Satlantas Polresta Pati sebagai narasumber utama, disiarkan secara langsung kepada masyarakat Kabupaten Pati pada khususnya.

Dalam sesi perbincangan, IPTU Muslimin menyampaikan bahwa Operasi Patuh Candi 2025 akan dilaksanakan selama 14 hari mulai 14 hingga 27 Juli.

Operasi berskala nasional ini bertujuan menekan angka pelanggaran dan kecelakaan melalui pendekatan edukatif, preventif, serta penegakan hukum yang profesional dan humanis.

“Kami ingin membentuk kebiasaan, bukan sekadar menindak. Masyarakat harus sadar bahwa keselamatan lalu lintas adalah kebutuhan bersama, bukan karena takut ditilang,” ujar IPTU Muslimin.

Ia juga mengungkapkan bahwa Satlantas telah memetakan sejumlah titik rawan kecelakaan lalu lintas, seperti jalur Pantura, simpang padat kendaraan, kawasan pasar, hingga lingkungan sekolah.

Penempatan personel dan patroli pada jam-jam rawan akan diintensifkan selama masa operasi berlangsung.

“Pelanggaran kecil bisa berdampak besar. Seperti tidak pakai helm atau main HP saat berkendara, hal ini sering dianggap sepele, padahal potensi fatalnya sangat tinggi,” tambah IPTU Muslimin.

BACA JUGA :  Yakin Menangkan Pilkada Pati, Sudewo: Yang Menang Jangan Jumawa

Kapolresta Pati, melalui Kasat Lantas Kompol Riki Fahmi Mubarok, juga memberikan pernyataan terkait pelaksanaan operasi.

Ia menekankan bahwa tujuan utama bukanlah penindakan semata, tetapi sebagai bentuk refleksi kolektif untuk membangun budaya tertib di jalan raya.

“Penindakan itu penting, tapi bukan satu-satunya. Yang lebih penting adalah bagaimana kita mengubah pola pikir masyarakat untuk sadar lalu lintas,” ujar Kompol Riki Fahmi.

Data semester pertama tahun 2025 menunjukkan bahwa angka kecelakaan di wilayah Polda Jateng meningkat sebesar 7,6 persen.

Di Kabupaten Pati, pelanggaran paling umum meliputi tidak memakai helm, melawan arus, serta penggunaan ponsel saat mengemudi.

Sebagian besar kasus melibatkan pengendara roda dua.

Dalam talk show itu, IPTU Muslimin juga menekankan pentingnya edukasi kepada generasi muda.

“Anak-anak muda kita harus jadi pelopor keselamatan, bukan bagian dari masalah. Edukasi sejak dini penting agar mereka tumbuh dengan kesadaran hukum dan tanggung jawab,” tegasnya.

Ia menambahkan, keluarga memiliki peran besar dalam membentuk sikap disiplin berlalu lintas.

“Orang tua harus jadi contoh, jangan biarkan anak-anak naik motor tanpa SIM atau tanpa helm. Keselamatan mereka adalah tanggung jawab kita bersama,” ujarnya lagi.

IPTU Muslimin juga menegaskan bahwa situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) di Kabupaten Pati masih dalam kondisi kondusif.

“Kami bersinergi dengan pemerintah daerah dan seluruh elemen masyarakat untuk memastikan Operasi Patuh Candi berjalan lancar dan situasi tetap aman,” katanya.

Selama sesi berlangsung, banyak pendengar ikut berpartisipasi melalui saluran interaktif dan media sosial.

Antusiasme ini menjadi cerminan bahwa kesadaran publik terhadap pentingnya keselamatan jalan terus meningkat.

Menutup acara, host Nelvi Ananta menyampaikan pesan inspiratif kepada seluruh pendengar.

BACA JUGA :  Penguatan Akidah dan Pendampingan Terus Ditekankan untuk Memfasilitasi Mualaf di Pati

“Keselamatan adalah hak dan tanggung jawab bersama. Jangan menunggu korban baru bertindak. Mari mulai dari diri sendiri, dari sekarang,” ujarnya.

Nelvi juga mengingatkan agar masyarakat tak hanya tertib saat ada razia.

“Jangan tunggu ada polisi baru tertib. Jadikan keselamatan itu gaya hidup. Karena keluarga kita menunggu kita pulang dengan selamat,” pungkasnya.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini