REMBANG – Mondes.co.id | Hujan deras yang mengguyur wilayah Rembang selama dua hari terakhir telah menimbulkan dampak serius di Kecamatan Sluke.
Banjir melanda sejumlah desa, bahkan melimpas hingga jalur Pantura.
Sementara, longsor tebing juga terjadi dan mengancam permukiman warga.
Kondisi ini memicu respons cepat dari berbagai pihak terkait, untuk meninjau lokasi dan merumuskan solusi.
Sebelumnya, bencana banjir dilaporkan terjadi di Desa Trahan dan Sanetan, Kecamatan Sluke.
Air bah tidak hanya merendam permukiman warga, tetapi juga sempat menggenangi ruas jalan nasional Pantai Utara (Pantura), menyebabkan gangguan lalu lintas yang signifikan.
“Meski hanya lewat, namun dampaknya meluas, tidak hanya masuk permukiman warga, tapi juga melimpas Pantura,” terang Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUTaru) Rembang, Maryosa.
Maryosa menjelaskan bahwa salah satu faktor penyebab melimpasnya air ke Pantura dan permukiman warga adalah ukuran jembatan yang terlalu kecil.
“Di sana air sempat melimpas di Pantura dan permukiman warga. Hal itu karena jembatan berukuran kecil. Hingga nanti rencananya akan dibongkar,” ungkapnya.
Selain itu, banjir juga diperparah oleh tumpukan sampah yang terbawa arus dari daerah pegunungan.
“Sama seperti di Kecamatan Kaliori. Sampah rumpun bambu dan sebagainya nyumpel, salah satunya di bawah jembatan Pantura Rembang timur tersebut,” tambah Maryosa.
Penumpukan sampah, terutama material seperti rumpun bambu, menyumbat aliran air di bawah jembatan, memperparah genangan dan limpasan.
Pemerintah Kabupaten Rembang melalui DPUTaru dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) berkomitmen untuk terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), serta pihak terkait lainnya guna mencari solusi permanen agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Sosialisasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan sampah dan pentingnya menjaga kebersihan sungai juga akan menjadi fokus untuk mencegah penyumbatan aliran air.
Selain banjir, insiden longsor tebing juga dilaporkan terjadi di Desa Sanetan pada Selasa (17/6/2025) lalu.
Tingginya curah hujan memicu pergerakan tanah pada tebing sungai sepanjang 64 meter dan tinggi sekitar 3 meter.
Akibat longsor ini, tiga rumah warga terancam. Rumah-rumah yang terdampak diketahui milik Yasin, Wartono, dan Sunari.
Menyikapi kondisi darurat ini, sejumlah instansi terkait segera turun tangan.
Tim gabungan dari DPUTaru, BPBD, BBWS bersama-sama dengan pihak kecamatan, telah melakukan pengecekan langsung di lokasi bencana.
Kepala DPUTaru Rembang, Maryosa, menyebutkan bahwa pengecekan di lapangan telah dilaksanakan selama dua hari berturut-turut.
Salah satu lokasi yang ditinjau adalah titik longsor di bendungan Nyudan, Desa Sanetan.
“Kamis ini diagendakan rapat di Desa Trahan. Rapat melibatkan bersama stakeholder lain. Mulai Pemdes, DPU, BPBD, BBWS serta diundang PPK jalan Pantura. Harapannya bisa membantu kolaborasi,” ujar Maryosa, Kamis (19/6/2025).
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar