REMBANG – Mondes.co.id | Dua anak buah kapal (ABK) KM Jaya Makmur GT 50 mengalami luka bacok serius setelah diserang oleh rekan sesama ABK yang diduga mengalami gangguan jiwa.
Insiden tragis ini terjadi di perairan Karimunjawa, pada koordinat 04° 46′ S – 111° 27′ E, saat kapal sedang berlabuh jangkar pada Sabtu (31/5/2025) sekitar pukul 21.30 WIB.
Kepala Satuan Polisi Air dan Udara (Kasat Polairud) Polres Rembang, AKP Mundhi, membenarkan kejadian tersebut.
“Benar, ada kejadian pembacokan di tengah laut. Korban dan pelaku sama-sama warga Kabupaten Rembang,” jelas AKP Mundhi kepada awak media, Rabu (4/6/2025).
Diceritakan, KM Jaya Makmur milik Jumadi, warga Gegunung Wetan, Rembang, saat itu sedang dalam perjalanan menangkap ikan di perairan Karimunjawa dengan membawa 16 awak kapal, termasuk nahkoda. Kapal diketahui berlabuh jangkar menjelang waktu Magrib.
Menurut keterangan kru kapal, saat para ABK tengah beristirahat, dua korban, Santoso (warga Desa Sendangagung, Kaliori) dan Dany Nur Wachid (warga Kelurahan Sukoharjo, Rembang), tiba-tiba diserang oleh Mohammad Alfaridzi (26), warga Desa Padaran, Rembang.
Pelaku menggunakan senjata tajam jenis bendo untuk melukai kedua korban di bagian leher dan kaki.
“Pelaku menggunakan bendo sebagai alat untuk membacok. Setelah itu, bendo dibuang ke laut, lalu pelaku menceburkan diri ke laut,” ungkap AKP Mundhi.
Setelah melakukan aksinya, pelaku langsung menceburkan diri ke laut dan hingga berita ini diturunkan, belum ditemukan.
Mengenai motif pembacokan, AKP Mundhi menjelaskan bahwa berdasarkan pemeriksaan saksi dan korban setelah kapal merapat ke perairan Rembang, pelaku diketahui memiliki riwayat gangguan kejiwaan.
Kepala Desa Padaran, Munawari, juga membenarkan hal tersebut, menyatakan bahwa pelaku memang memiliki riwayat gangguan jiwa sejak setahun lalu dan sempat menjalani perawatan selama dua minggu di rumah sakit jiwa.
“Menurut keterangan ABK dan korban, pelaku dikenal pendiam. Jika diajak bicara, hanya menjawab ‘iya’ atau ‘tidak’. Tidak ada percakapan santai. Hal ini sesuai juga dengan penuturan Kepala Desa saat mengantar ke rumah sakit dulu,” tambah AKP Mundhi.
Dokumen pendukung terkait kondisi kejiwaan pelaku baru disusulkan pada Selasa (3/6/2025).
Selain riwayat gangguan jiwa, pelaku juga diketahui baru saja bercerai dengan istrinya dan kembali tinggal bersama orang tuanya.
Pelaku sendiri baru mengikuti pelayaran sebanyak tiga kali, dengan durasi perjalanan 20–25 hari untuk setiap pelayaran.
Setelah insiden pembacokan, sebagian kru kapal segera melakukan upaya pencarian terhadap pelaku dengan melempar pelampung dan menyorot permukaan laut menggunakan senter.
Nahkoda kapal juga menghubungi kapal-kapal nelayan terdekat melalui radio untuk meminta bantuan pencarian, dan empat kapal nelayan turut serta dalam upaya tersebut.
Pada Minggu (1/6/2025) pukul 09.00 WIB, nahkoda melaporkan kejadian ini kepada pemilik kapal di Rembang, yang kemudian meneruskan laporan tersebut ke pihak berwenang sekitar pukul 10.00 WIB.
Petugas jaga segera meneruskan informasi ke Komandan Pos Angkatan Laut (Posal).
Mengingat kondisi korban yang memerlukan penanganan medis lebih lanjut, nahkoda memutuskan untuk menghentikan pencarian pada pukul 18.00 WIB dan kembali berlayar menuju Pelabuhan Tasikagung, Rembang.
KM Jaya Makmur tiba di pelabuhan pada Senin (2/6/2025) pukul 16.00 WIB.
Kedua korban, Santoso dan Dany Nur Wachid, segera dilarikan ke RSUD dr. R. Soetrasno Rembang untuk mendapatkan perawatan.
Keduanya hanya menjalani rawat jalan dan setelah diperiksa, langsung diizinkan pulang.
Mereka telah dimintai keterangan oleh pihak Satpolairud Polres Rembang pada Senin malam.
Sementara itu, seluruh awak kapal, termasuk nahkoda, juga dimintai keterangan oleh pihak Satpolairud Polres Rembang sekitar pukul 16.30 WIB pada hari yang sama.
Hingga saat ini, pelaku Mohammad Alfaridzi belum ditemukan.
Pihak kepolisian dan keluarga korban berharap pelaku segera ditemukan, baik dalam keadaan selamat maupun tidak, agar proses hukum dapat segera berjalan.
Pencarian lanjutan direncanakan akan melibatkan instansi terkait seperti Basarnas dan TNI Angkatan Laut.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar