REMBANG – Mondes.co.id | Hujan deras yang mengguyur wilayah Kabupaten Rembang dalam beberapa waktu terakhir, telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan petani.
Ribuan hektar tanaman padi yang sedianya akan segera dipanen, kini banyak yang ambruk dan roboh akibat terjangan angin kencang, serta curah hujan yang tinggi.
Kondisi ini membuat para petani harus berjuang ekstra keras untuk menyelamatkan hasil panen mereka dari kerugian yang lebih besar.
Salah satu petani yang merasakan langsung dampak buruk ini adalah Sunawi, warga Desa Maguan.
Saat ditemui pada Jumat (30/5/2025), Sunawi mengungkapkan keprihatinannya.
“Padi kami pada ambruk yang belum sempat menguning,” ujarnya dengan nada lesu.
Ia menjelaskan bahwa banyak batang padi yang rebah dan berisiko membusuk atau rontok sebelum waktunya panen, jika tidak segera ditangani.
Guna meminimalisir kerugian, Sunawi bersama petani lainnya terpaksa melakukan upaya darurat dengan mengikat batang-batang padi yang ambruk.
“Terpaksa kami mengikat padi-padi yang ambruk agar tidak membusuk dan rontok sampai siap dipanen,” terang Sunawi.
Metode ini, meskipun memakan waktu dan tenaga, diharapkan dapat membantu menegakkan kembali batang padi dan menjaga kualitas bulir padi hingga siap dipanen.
Senada dengan Sunawi, petani lain bernama Sulaseh juga menghadapi dilema serupa. Di sawahnya, terdapat campuran padi yang sudah mulai menguning dan yang masih hijau.
Menanggapi kondisi padi yang ambruk, Sulaseh memilih untuk memanen secara manual dan memprioritaskan padi-padi yang roboh terlebih dahulu.
“Kami memotong padi yang ambruk dulu mas, khawatir pada rontok,” jelas Sulaseh.
Keputusan ini diambil untuk mencegah bulir-bulir padi rontok dan terbuang sia-sia akibat terus-menerus terendam air atau terhantam angin.
Selain menyelamatkan bulir padi, para petani juga memanfaatkan jerami dari padi yang ambruk.
Sulaseh menyebutkan bahwa jerami tersebut akan dikeringkan untuk dijadikan pakan ternak.
“Tak hanya itu, jeraminya bisa kami gunakan untuk pakan ternak, akan kami keringkan untuk pakan di musim kemarau,” bebernya.
Ini menunjukkan bagaimana petani di Rembang berupaya mengoptimalkan setiap bagian dari hasil pertanian mereka, bahkan dalam kondisi yang penuh tantangan.
Meskipun demikian, semangat pantang menyerah para petani Rembang patut diacungi jempol dalam menghadapi cobaan alam yang datang silih berganti.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar