Lomba Gotong Royong Provinsi Jatim, Desa Karanganom Masuk 3 Terbaik

waktu baca 2 menit
Rabu, 7 Mei 2025 17:04 0 133 Heru Wijaya

TRENGGALEK – Mondes.co.id | Salah satu desa di wilayah Kabupaten Trenggalek masuk menjadi nominasi Lomba Gotong Royong terbaik tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2025.

Yakni, Desa Karanganom, Kecamatan Durenan yang bersaing dengan dua kontestan lain dari Kabupaten Madiun dan Bojonegoro.

Ketiganya mampu lolos nominasi terbaik pada event tingkat provinsi. Sedangkan untuk saat ini, tahapannya telah masuk pada penilaian lapang sebelum nanti ditetapkan untuk menjadi juara 1, 2, dan 3.

Sekda Trenggalek, Edy Soepriyanto kepada awak media mengatakan jika sebenarnya yang utama itu bukanlah menjadi juara. Akan tetapi sejauh mana tidak lanjut serta penerapan dari gotong royong di tengah masyarakat.

“Secara substansial, sebenarnya bukan tentang juaranya, tapi tindak lanjut dan penerapan gotong royong di tengah masyarakat itu seperti apa,” ungkapnya, Rabu, 7 Mei 2025.

Bahwa semua berjalan dinamis, lanjut Edy, dahulu ada lomba Siskamling, sekarang ada CCTV dan ke depan pasti muncul program lain lagi yang disesuaikan dengan zaman.

Jadi, penilaian sebenarnya hanya sebagai pemicu saja. Agar, kegiatan-kegiatan dimaksud bisa dilakukan kembali, sekaligus dikembangkan kepada generasi penerus, sehingga memahami nilai-nilai budi luhur bangsa.

“Berbagai lomba atau penilaian sebenarnya untuk jadi pemicu saja. Sehingga masyarakat mau kembali menghidupkan gotong royong. Walau ada perubahan generasi, namun ciri masyarakat Nusantara (gotong-royong) harus terus dijaga dan dikembangkan kepada generasi penerus kita,” jelas Sekda.

Dirinya juga berpesan, agenda rutin tahunan ini adalah bagian dari niat baik pemerintah dalam menumbuh kembangkan kembali kultur budaya Indonesia.

BACA JUGA :  Progres Fisik TMMD Desa Kecapi Sudah Mencapai 70 Persen

Diharapkan, ke depan bisa membantu proses pembangunan desa dalam rangka mendorong kesejahteraan rakyat.

“Sehingga bisa menjadi replikasi kita. Keberhasilan ini menjadi keberlanjutan bagi desa-desa yang lain,” pungkas Edy.

Sementara itu, Ketua Tim Penilai Lapang, Tri Yuono yang juga Kabid Kemasyarakatan Desa, Dinas PMD Provinsi Jawa Timur menambahkan bahwa dalam penilaian ada 4 aspek kunci.

Salah satunya, menggali potensi melalui seleksi administrasi maupun kesesuaian data dengan fakta di lapangan.

“Bila ada kesesuaian seperti itu, tentunya akan memberikan tambahan nilai,” sebutnya.

Diakui ketua tim penilai lapang ini,  gotong royong di tengah masyarakat sudah sangat langka, dikarenakan masalah yang sangat kompleks.

Mengingat, budaya dimaksud merupakan gabungan dari nilai, norma dan juga kultur. Sebagai insan yang punya kepedulian terhadap warisan leluhur, sudah selayaknya untuk mau bersama-sama menjaga serta melestarikan.

“Diketahui bersama era sekarang tengah berhadapan dengan globalisasi. Kemudian generasi yang berbeda, sehingga dimungkinkan kurang tertarik dengan nilai yang sedang kita perjuangkan. Ini merupakan tantangan bersama bagi yang masih punya kepedulian,” tutup Tri Yuono.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini