Mentan: Balingtan di Pati Bagus, Berinovasi Tanaman Adaktif Terhadap Bencana

waktu baca 2 menit
Kamis, 4 Nov 2021 14:35 0 355 mondes

PATI-Mondes.co.id| Bencana alam selalu menjadi momok bagi pertanian di Indonesia. Untuk itu, Menteri Pertanian (Mentan) RI Syahrul Yasin Limpo jauh-jauh datang ke Kabupaten Pati, Kamis (4/11/2021).

Selain mencari teknologi pertanian terbarukan, dia juga mencari bibit pertanian yang tangguh bencana. Hal itu mengingat kondisi geografis Indonesia yang selalu terjadi bencana banjir saat musim hujan hingga petani gagal panen.

Mentan saat ini punya program adaptasi dan mitigasi perubahan iklim menuju pertanian tangguh, mandiri, modern, dan ramah lingkungan. Itu program terobosan Badan Litbang Pertanian dalam upaya membantu sektor pertanian.

“Ini merupakan program untuk mendukung ketahanan pangan nasional di saat menghadapi tantangan perubahan iklim. Balingtan di Pati ini bagus, tempat ini sekarang menjadi penting, karena sudah mempunyai inovasi tanaman adaptif terhadap bencana,” katanya saat kunjungan di Balingtan Pati.

Menurutnya, model pertanian integrated farming merupakan sinergi upaya adaptasi dan mitigasi dampak perubahan iklim.

Salah satu bentuk integrated farming tersebut adalah Sistem Integrasi Tanaman dan Ternak (SITT). Dalam satu lahan persawahan tadah hujan, terdapat beberapa tanaman dan ada juga hewan ternak.

Implementasi integrated farming merupakan upaya adaptasi perubahan iklim di lahan tadah hujan dengan prinsip zero waste. Ini adalah salah satu model pertanian terpadu berkelanjutan yang telah memperhatikan aspek ramah lingkungan dan peningkatan kesejahteraan petani.

“Dengan model seperti itu, satu lahan ada beberapa tanaman dan berapa jenis ternak. Ketika sudah berjalan, petani setiap hari bisa panen dan bisa mendapatkan keuntungan. Hari ini bisa panen kates (pepaya, red), besok bisa panen pisang dan seterusnya. Ini yang perlu kuta kembangkan,” terangnya.

BACA JUGA :  Pelatihan Tata Boga Bagi Warga Binaan Lapas Pati Memasuki Praktik Pembuatan Kue Kering

Kotoran ternak yang ada di lahan pertanian tersebut, secara langsung akan menjadi pupuk tanaman. Sehingga dalam penerapannya mengoptimalkan produksi yang disertai tindakan pemeliharaan.

“Ini yang patut kita berikan kepada petani kita. Jadi, tidak hanya fokus satu pertanian, tapi bagaimana lahan bisa lebih produktif dengan banyak tanaman dan hewan ternak,” tutupnya.

(Ed/Mondes)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini