JEPARA – Mondes.co.id |Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Orsha Universitas Islam Nahdlatul Ulama (Unisnu) Jepara menggelar Seminar Nasional Festival Bahasa 2025, Kamis (16/1/2025).
Kegiatan ini berlangsung di Gedung Shima, Kompleks Setda Jepara dengan menghadirkan pembicara utama Dr. Hendi Pratama, dosen Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Jepara Ali Hidayat, menekankan pentingnya peran bahasa sebagai identitas bangsa, khususnya di tengah keberagaman Indonesia.
Ia mengingatkan akan pentingnya semboyan Trigatra Bangun Bahasa yang mencakup tiga pilar utama, yakni mengutamakan bahasa Indonesia, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing.
“Trigatra Bangun Bahasa perlu dipahami bersama. Bahasa bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga jati diri bangsa. Kita harus menjaga dan mengembangkan bahasa Indonesia sambil tetap melestarikan bahasa daerah,” ujarnya.
Ali Hidayat juga menyoroti kedudukan penting bahasa Jepara sebagai bagian dari identitas lokal. Menurutnya, bahasa Jepara telah menjadi sarana komunikasi sehari-hari, pengiring seni, dan pelestari nilai budaya dalam berbagai upacara adat.
“Bahasa Jepara bukan hanya alat komunikasi, tetapi juga sarana menjaga nilai-nilai budaya lokal yang sudah ada sejak berabad-abad lalu. Kita perlu menemukan langkah konkret untuk melestarikan bahasa daerah ini, sehingga kekayaan bahasa menjadi kekuatan yang memajukan bangsa tanpa melupakan akar budayanya,” tambahnya.
Pembicara utama, Dr. Hendi Pratama, menyampaikan bahwa pentingnya bahasa dalam membentuk kehidupan pribadi, profesional, hingga politik.
Menurutnya, bahasa bukan sekadar alat komunikasi, tetapi juga sarana yang menentukan keberhasilan hidup.
“Kita perlu memahami cara berbahasa yang baik, benar, dan efektif. Banyak yang meremehkan pentingnya berbahasa santun, terutama di media sosial. Bahasa harus menjadi alat yang mempererat persatuan, bukan memecah belah,” tegasnya.
Sementara itu, Dr. Abdul Wahab berharap seminar ini menjadi inspirasi bagi generasi muda untuk lebih bijak dalam memposisikan diri terkait penggunaan bahasa.
Menurutnya, semakin banyak istilah yang muncul di era digital saat ini, sehingga diperlukan pemahaman yang mendalam agar bahasa dapat dimanfaatkan dengan baik.
“Jika tidak bisa memahami dan mendudukkan bahasa sesuai konteks, hal ini bisa menjadi masalah besar,” katanya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar