Bukan karena Lontong, Tim Medis Ungkap Detik-detik Korban Meninggal Keracunan Massal Tluwah

waktu baca 3 menit
Jumat, 3 Jan 2025 10:39 0 328 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Soewondo Pati menyampaikan kondisi korban keracunan massal bernama Sumarni binti Subari, warga Desa Jepuro RT 01/RW 01, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati pada Minggu, 29 Desember 2024 lalu.

Berdasarkan keterangan Wakil Direktur Pelayanan RSUD Soewondo Pati, dr. Ali Muslihin, korban dilarikan ke RSUD Soewondo Pati pada Senin, 23 Desember 2024 dalam kondisi lemah.

Korban mengalami mual, muntah, dan diare serta menggigil lantaran tekanan darah rendah (syok hipovolemik), sehingga harus dirawat di Unit Gawat Darurat (UGD).

“Jadi datang itu, Bu Sumarni itu datang malam hari jam 10-an kira-kira. Itu dengan kondisi mual, muntah, diare tadi, kemudian menggigil, kemudian lemah. Tensinya cuma 70, terus nadinya cepat,” ungkapnya pada Kamis, 2 Januari 2025.

Usai ditangani di UGD dan syok hipovolemik-nya teratasi, pihak rumah sakit menangani masalah mual, muntah, dan diare yang dialami wanita 70 tahun tersebut. Dalam penanganannya semua keluhan tersebut berhasil disembuhkan.

Di sisi lain, saat dilakukan proses rontgen, ternyata terdapat radang di paru-paru korban.

Menurutnya, kondisi tersebut menjadi salah penyebab korban mengalami deman tinggi hingga tubuhnya menggigil.

“Pada rontgennya itu juga ada radang paru, mungkin itu yang menyebabkan panas. Hemoglobin-nya drop 5,3 itu untuk berdiri saja sempoyongan, ditangani bersama penyakit dalam,” jelasnya.

Empat hari ditangani dengan runtut, korban dinyatakan pulih dan akhirnya diperbolehkan pulang.

Selanjutnya, korban keluar dari RSUD Soewondo pada pukul 13.30 WIB dan tiba di rumah pukul 20.00 WIB, Sabtu, 28 Desember 2024.

BACA JUGA :  Harga Rokok Bikin Menjerit, Masyarakat Pati Cari Alternatif Murah

“Hari demi hari ada perbaikan, dan panas sudah reda. Mual, muntah sudah hampir tidak ada, diare sudah berhenti. Makan sudah mau, Hemoglobin terakhir dicheck 10, sudah bagus,” katanya.

“Kemudian di hari ke-3 tambah baik, hari ke-4 tambah baik lagi. Sama pak dokter dalam-nya diperbolehkan pulang. Itu dibolehkan pulang itu sore pukul 13.30 WIB sampai rumah pukul 20.00 WIB, hari Sabtu,” sambungnya.

Kemudian, baru sehari di rumah atau pada Minggu, 29 Desember 2024, sekitar pukul 13.20 WIB korban meninggal dunia.

Sebagai informasi, korban merupakan satu di antara 161 warga yang mengalami keracunan massal diduga akibat mengonsumsi lontong opor hajatan di Desa Tluwah.

Terkait kondisi korban sebelum mengalami keracunan yakni tidak bisa jalan kaki, karena cedera pangkal paha.

Menurutnya tidak ada hubungannya dengan kasus keracunan maupun penyebab meninggalnya korban.

“Dari riwayat itu dulu pernah jatuh. Dari pemeriksaan itu ada ditemukan patah pangkal paha, itu sudah lama. Kalau lumpuh tidak, tapi tidak bisa jalan karena yang satu tidak bisa napak kalau jalan. Pangkal pahanya juga, tapi itu tidak ada hubungannya,” ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pati, dr. Aviani Tritanti Venusia menegaskan bahwa korban sebelumnya sudah mengalami sakit.

“Namun meninggalnya di rumah, setelah pulang dengan kondisi membaik dari RSUD Soewondo. Sebelum terdampak kasus ini, pasien tersebut memang sudah dalam kondisi sakit lama, namun dirawat di rumah oleh keluarganya,” terangnya, Senin, 30 Desember 2024 lalu.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini