REMBANG – Mondes.co.id | Dugaan kasus perundungan yang berujung pada kekerasan seksual terhadap seorang siswi Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, terus menjadi sorotan.
Peristiwa yang diduga terjadi pada Jumat (13/12/2024) ini telah dilaporkan oleh keluarga korban ke pihak kepolisian.
Namun, pihak sekolah membantah adanya tindakan kekerasan seksual dalam insiden tersebut.
Kepala Sekolah, AR saat dikonfirmasi oleh wartawan, kemarin, memberikan penjelasan berbeda terkait peristiwa yang sebenarnya terjadi.
Menurut AR, insiden bermula saat empat siswa terduga pelaku, berusaha mengambil kunci sekat ruang kelas 5 dan 6.
Kunci tersebut diketahui berada di dalam saku rok korban, tepatnya di bagian paha.
“Mereka ingin mengambil kunci itu, bukan melakukan tindakan cabul,” tegas AR.
Lebih lanjut, AR menjelaskan bahwa tidak ada tindakan pelecehan seksual yang dilakukan oleh para pelaku.
“Kalau cabul, anak-anak pasti ingin melihat yang tidak pernah mereka lihat (kelamin korban), tapi itu tidak terjadi,” ujarnya.
Mengenai kabar yang beredar bahwa alat kelamin korban ditusuk menggunakan kayu, AR dengan tegas membantahnya.
“Yang benar adalah salah satu siswa mencoba memukul dengan menggunakan benda kayu, namun sasarannya adalah tempat kunci berada,” jelasnya.
AR mengakui bahwa insiden tersebut terjadi sebelum jam pulang sekolah, tepatnya pada saat jam istirahat sekitar pukul 09.00 WIB.
Saat kejadian, para guru sedang mengikuti sosialisasi e-Rapor di ruang perpustakaan.
“Karena mendengar keributan, salah satu guru kemudian meminta anak-anak untuk pulang lebih awal,” tambahnya.
Terkait perbedaan keterangan antara pihak sekolah dan keluarga korban, hingga saat ini belum ada konfirmasi lebih lanjut dari pihak kepolisian.
Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kasus ini.
Beberapa saksi telah dimintai keterangan, termasuk kepala sekolah AR.
Hasil penyelidikan yang menyeluruh diharapkan dapat mengungkap kebenaran dan memberikan keadilan bagi semua pihak.
Di lain sisi, kkeluarga korban masih trauma dan enggan memberikan keterangan kepada media.
Peristiwa ini tentu memberikan dampak psikologis yang mendalam bagi korban.
Pakar psikologi anak, mengatakan bahwa tindakan perundungan, meskipun tidak disertai kekerasan seksual, dapat menimbulkan trauma yang berkepanjangan pada anak.
“Korban bisa mengalami kecemasan, depresi, hingga kesulitan dalam bersosialisasi,” ujarnya.
Kasus ini menjadi pengingat bagi semua pihak, terutama sekolah dan orang tua, akan pentingnya menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi anak-anak di sekolah.
Sekolah perlu meningkatkan pengawasan terhadap siswa, sementara orang tua harus lebih peka terhadap perubahan perilaku anak yang mungkin menjadi tanda adanya masalah.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar