dirgahayu ri 80

Momen Kemerdekaan, Warga Kendeng Peringatkan Kejahatan Rezim Pro Pabrik Semen

waktu baca 2 menit
Minggu, 18 Agu 2024 05:48 0 561 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) juga turut memperingati momen Kemerdekaan Republik Indonesia (RI).

Seperti halnya menggelar upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-79 Republik Indonesia (RI) di Desa Brati, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati pada Sabtu, 17 Agustus 2024.

Masyarakat dan petani turut serta dalam acara yang dilangsungkan tepat di Sumber Kali Gede Desa Brati.

Berbagai sedulur tani dari berbagai wilayah juga mengikuti upacara di lereng Pegunungan Kendeng tersebut.

Menurut Syamsuddin Arif selaku partisipan acara menyebut jika masyarakat di sekitar masih konsisten menjaga lingkungan di Pegunungan Kendeng, sehingga mereka senantiasa menyuarakan kebenaran untuk kelestarian Kendeng.

Apalagi, kini pabrik semen yang sudah kalah dalam proses hukum, tetap kokoh berdiri disertai tambang yang semakin meluas di kawasan itu, ruang hidup petani Kendeng dirampas atas nama pembangunan.

“Semangat untuk terus menjaga Kendeng menjaga lingkungan. Mereka terus konsisten untuk menyuarakan kebenaran dan kemenangan Kendeng. Selain itu, ada juga poster-poster untuk menagih janji kemenangan warga atas kemenangan hukum atas PT Semen Indonesia di Rembang dan implementasi KLHS Pegunungan Kendeng,” tutur pria yang juga merupakan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Semarang kepada Mondes.co.id, Sabtu, 17 Agustus 2024.

Terpantau pada kesempatan itu, JMPPK membentangkan spanduk yang berisikan perlawanan pada eksploitasi Pegunungan Kendeng di Kabupaten Pati, salah satunya ancaman PT Indocement. Mengingat, perusahaan tersebut terus mencoba masuk ke Kabupaten Pati.

“Spanduk yang terbesar adalah pengusiran Indocement dari Pati, hal ini sebagai wujud protes atas sikap dan keinginan Indocement Tunggal Prakarsa Tbk yang terus-menerus mencoba masuk ke Pati, baik melalui akuisisi PT Semen Grobogan maupun upaya-upaya lainnya. Ini wujud intimidasi dan pelanggaran hak-hak warga,” ungkapnya.

BACA JUGA :  DPRD Pati Dorong Penguatan Keuangan Daerah

Sebagai aktivis berpengalaman di bidang hukum dan agraria, Arif berharap terjadinya konsolidasi antar masyarakat yang peduli pada lingkungan.

Kini, masyarakat sudah terkena dampak kekeringan dan ancaman banjir dari rusaknya Pegunungan Kapur Utara.

“Harapannya agar konsolidasi warga terjadi. Bukan hanya di Kendeng namun juga wilayah lain. Kendeng merefleksikan bahwa 10 tahun Jokowi yang ada hanya lip service, yang justru menjajah rakyat sendiri dan jauh dari cita-cita seluruh para pahlawan terdahulu. Dari situ harapan besar agar rakyat terkonsolidasi untuk memperjuangkan hak-hak asasi mutlak dilakukan bersama,” tegasnya.

Sebagai informasi bahwa acara itu bertemakan ‘Ojo Njajah Moh diJajah’.

Editor: Mila Candra

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini