PATI – Mondes.co.id | Apit hingga Besar menjadi waktu terbaik yang dipilih masyarakat Jawa melangsungkan acara pernikahan.
Pasalnya, saat itulah dipercaya bakal membawa nasib baik untuk kelanggengan hubungan rumah tangga pasangan suami-istri.
Itu sebabnya, banyak sekali terpajang janur kuning melenggung di berbagai wilayah, salah satunya di Kabupaten Pati.
Kesempatan itu dimanfaatkan oleh penjual janur untuk mencari pemasukan yang menggiurkan dibanding hari-hari biasa.
Seperti yang dilakukan Aminula Budi Utomo, seorang penjual janur asal Kabupaten Pati. Pria asal Desa Mulyoharjo Kecamatan Pati, mengaku kedapatan banyak order janur untuk kepentingan hajatan.
“Alhamdulillah ramai, mulai Apit sampai Besar full hajatan. Tiap hari biasanya lima sampai tujuh orang datang beli, dan terjual kurang lebih bisa 1.000 lembar janur,” kata Aminula saat diwawancarai Mondes.co.id, Senin (17/6/2024).
Banyak pembeli yang mendatanginya untuk pesan janur, biasanya tiap orang membeli 100 lembar.
Dirinya menjual per ikatan 50 lembar, sehingga rata-rata orang membeli dua ikat. Setiap ikatnya ia beri harga Rp50.000.
Setiap harinya, janur yang ia jual mampu laku minimal 300 lembar jika sedang sepi, dan ketika ramai bisa mencapai 1.000 lembar.
Pendapatan yang ia peroleh setiap harinya, mampu mencapai Rp200 ribu sampai Rp300 ribu.
“Saya jualnya lembaran, kadang ada yang minta 50 lembar, ada yang minta 100 lembar, tergantung permintaan. Lumayan sehari kadang dapat Rp200.000 sampai Rp300.000, harganya sudah tinggi kok dapat sedikit gapapa yang penting lancar,” tuturnya dengan penuh rasa syukur.
Ia mengatakan, larisnya janur yang Aminula jual, disebabkan lantaran minimnya penjual janur di berbagai wilayah.
Ia mengira bahwa penjual janur akan banyak ketika masa-masa Idulfitri. Dengan keuletannya, ia menjual janur di saat yang tepat, karena bertepatan dengan peringatan sedekah bumi dan hari baik pernikahan.
“Banyak orang luar daerah yang tanya harga janur, kan ini gak musim lebaran jadinya orang-orang kesulitan, ditambah hajatan di mana-mana. Banyak pihak membutuhkan janur semua, buat syarat sajen dan dekorasi padi padi,” ujarnya.
Kondisi ini ia manfaatkan sebaik mungkin. Bahkan pembeli tidak datang dari Kabupaten Pati saja, ada pula yang dari Kudus dan lain sebagainya. Ia menyediakan janur sesuai permintaan konsumen.
“Saya jual sesuai permintaan. Kondisi janurnya panjang, lebar, kuning mulus disukai pembeli. Memotong tangkainya saat dibeli agar tidak layu,” terangnya.
Aminula memanfaatkan peluang usaha menjual janur di antara bulan Apit sampai Besar. Ia berjualan janur sejak 2018, ia jajakan secara online dan keliling.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar