JEPARA – Mondes.co.id | Pasca pandemi, nilai ekspor di Jepara kembali naik. Hingga saat ini, nilai ekspor di Kota Ukir mencapai 659,2 juta Dolar Amerika Serikat (AS). Dari jumlah tersebut, penyumbang terbesar masih ditopang oleh sektor industri kayu.
Hal ini disampaikan Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta saat menerima kunjungan kehormatan dari lembaga perindustrian kayu Malaysia, (Malaysian Timber Industry Board) di Pendopo R.A. Kartini Jepara, Rabu (8/5/2024). Kedatangan delegasi Malaysia ini, alam rangka menimba ilmu dan bertukar pandangan bagi pembangunan di sektor industri.
Disampaikan, total nilai ekspor Jepara adalah 659,2 juta Dolar Amerika Serikat (AS). Dari jumlah itu, 302,7 Juta Dolar di antaranya disumbang oleh produk furniture dari kayu. Selain itu, masih ada produk Handycraft dari kayu sebesar 5,8 juta Dolar dan kayu olahan 10,6 juta Dolar.
“Dengan kontribusi industri ukir dan furniture dari kayu sebagai pilar utama perekonomian daerah Jepara, mencatat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dari rata-rata Provinsi Jawa Tengah dan Nasional,” ucapnya.
Edy mengucapkan terima kasih atas lawatan di Jepara, serta pengakuan atas posisi Jepara sebagai The World Carving Center.
“Kami mengekspor produk ukiran dan furniture dari kayu ke hampir 100 negara, nilai ekspor produk ini paling dominan di antara seluruh komoditas ekspor dari Jepara,” ucapnya.
Pimpinan rombongan sekaligus direktur Malaysian Timber Industry Board, Norazli bin Ismail mengatakan, industri pengolahan kayu di Malaysia saat ini sedang bertumbuh dan berhasrat untuk perkembangan terkini produksi kayu di indonesia.
“Tujuan kami hadir di sini ialah menimba ilmu dan bertukar pandangan bagi pembangunan ekonomi,” kata dia.
Ia juga mengatakan, Indonesia merupakan negara pengimport ke-2 terbesar dalam produk kayu.
“Saya berharap agar ke depanya dapat kita bangun kerja sama antara agensi-agensi ke dua negara,” tutupnya.
Editor: Mila Candra
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar