Keindahan dan Sejarah Waduk Seloromo Gembong Pati yang Menarik Perhatian

waktu baca 4 menit
Sabtu, 7 Okt 2023 11:42 0 2242 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Waduk Seloromo atau Waduk Gembong, Choirul Umam mengungkapkan asal-usul sumber air di waduk tersebut. Menurutnya, sumber air waduk tersebut berasal dari waduk bersejarah yang dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda di Desa Bageng, Kecamatan Gembong, kemudian airnya mengalir turun ke Waduk Seloromo.

Di sekitar waduk bangunan pemerintah kolonial Belanda itu, terdapat banyak pepohonan. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa ketika pohon-pohon di bagian atas gunung berlimpah, sumber air di Waduk Seloromo juga melimpah.

“Jadi begini, air dari waduk di Desa Bageng mengalir ke Waduk Seloromo atau Waduk Gembong. Jadi, air tersebut berasal dari pohon-pohon tadi, jadi jika pohonnya banyak, maka jumlah airnya juga banyak,” jelas Umam saat diwawancarai Mondes.co.id, Sabtu, 7 Oktober 2023.

Sebagai informasi, Umam mengungkapkan, ada satu waduk lagi yang terletak di Desa Bageng, Kecamatan Gembong. Sayangnya, waduk ini masih belum populer di kalangan masyarakat umum dan pengunjung, hanya beberapa orang yang tinggal di sekitarnya yang mengetahui.

“Ketinggian debit air di waduk disebabkan oleh tingginya curah hujan. Jadi, jika curah hujan tinggi, maka air akan terkumpul di Waduk Gembong. Jadi, bukan karena sumber air hujan itu sendiri,” katanya.

Selain itu, saat ini Waduk Seloromo juga berada di bawah pengawasan Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Pati, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hal ini bertujuan agar jika masyarakat menebang pohon di bagian atas pegunungan, ada yang dapat menangani dan mengatur hal tersebut. Kemudian, agar pariwisata lokal Bumi Mina Tani dikenal publik.

BACA JUGA :  Tingkatkan Keimanan dan Ketakwaan, WBP Wanita Lapas Pati Rutin Belajar Mengaji

“Kami ini bekerja sama dengan Dinporapar, DLH dan KLHK. Saya menyebutnya karena di Gembong ketika pohon-pohon ditebang, ada pengaturan dan penanganan yang dilakukan. Tidak seperti di Patiayam maupun di Sukolilo, di mana hutannya sampai habis begitu saja,” jelasnya.

“Vegetasi di Gembong, Tlogowungu, dan wilayah Gunungwungkal, masih banyak hutan hijau, dan daerah ini juga berperan dalam penyerapan air yang nantinya mengisi waduk,” tambahnya.

Waduk-waduk yang terletak di Kecamatan Gembong saat ini menjadi potensi pariwisata alam yang menarik perhatian para pengunjung. Waduk tersebut populer di kalangan penduduk sekitar, yaitu Waduk Seloromo di Desa Selorejo dan Waduk Gunungrowo di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong. Kedua waduk ini menawarkan pemandangan alam yang cantik yang terletak di kaki Gunung Muria.

Selain itu, kedua waduk juga dapat menjadi tujuan wisata kuliner, karena terdapat banyak tempat makan dan minuman yang beragam di sekitarnya dengan berbagai macam menu yang disajikan.

“Di Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, terdapat dua waduk yang berbeda, yaitu Waduk Gembong dan Waduk Gunungrowo. Kedua tempat ini memiliki lokasi yang berbeda karena terletak di desa yang berbeda pula. Dari segi geografi, keduanya berada di dua desa yang berbeda, yaitu Desa Selorejo dan Desa Sitiluhur,” tambahnya.

Ia menambahkan, Waduk Seloromo mulai populer sejak 2020, lebih tepatnya ketika sabana tepi waduknya sangat subur. Penampakannya indah dipandang bagi masyarakat. Sabana tersebut cocok digunakan untuk nongkrong, spot foto, foto pre-wedding, dan membuat konten.

“Waduk ini kan juga dikatakan terkenal memiliki sabana terindah di Pati, makanya sering banget dipakai buat acara-acara penting,” ungkap Umam.

Hingga saat ini, masyarakat lokal sering menggunakan Waduk Seloromo sebagai sumber penghasilan. Selama ini, waduk sering digunakan oleh penduduk sekitar untuk menangkap ikan, baik itu pada pagi hingga menjelang pagi berikutnya, sehingga dapat dikatakan bahwa waduk dimanfaatkan oleh warga setempat sepanjang waktu, tergantung pada kondisi cuaca.

BACA JUGA :  Peringati Sumpah Pemuda Ke-95, Kapolresta Pati: Mari Bangkitkan Momentum Semangat Kolaborasi

Mereka menggunakan alat yang sederhana untuk menangkap ikan. Selain itu, alat yang mereka gunakan aman dan tidak menyebabkan kerusakan pada lingkungan. Jenis ikan yang berlimpah di Waduk Seloromo mencakup mujair, nila, tombro, lele, betutu, kutuk, gabus, dan udang. Meskipun begitu, ikan mujair adalah yang paling umum dijual.

“Sudah cukup lama, lebih dari 10 tahun sejak kecil saya sering mancing di dekat rumah karena rumah saya berdekatan dengan waduk. Biasanya kami menggunakan jala untuk mancing, dan di daerah sini. Dengan cara ini, alat untuk menangkap ikan kami lebih aman dan tidak merusak lingkungan,” ucapnya.

Umam menegaskan bahwa warga setempat diizinkan untuk mengambil ikan di Waduk Seloromo. Faktanya, hingga saat ini, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Pati telah mengarahkan waduk ini untuk budidaya ikan, dengan tujuan memberikan peluang mata pencarian kepada penduduk setempat.

“Orang-orang yang memancing di wilayah tersebut, itu terjadi karena wilayah tersebut merupakan tempat lokal yang populer untuk memancing. Memancing memang diizinkan di sana, dan praktik ini sudah berlangsung sejak saya masih kecil, dengan alasan bahwa wilayah waduk ini masih memiliki air yang asin,” ungkap Umam.

“Sebenarnya, Waduk Gembong juga merupakan sumber pendapatan bagi warga Gembong sendiri. Dinas Kelautan dan Perikanan diberi tugas untuk membudidayakan ikan. Selama proses pembudidayaan selama sebulan, ada imbauan yang melarang memancing atau mengambil ikan selama itu. Baru setelah ikan matang, mereka bisa dipanen,” tandasnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini