PATI – Mondes.co.id | Kemdikbudristek memfasilitasi Pemerintah Desa (Pemdes) Sukolilo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, kaitannya program pemajuan kebudayaan desa, bertajuk Urun Rembug Rencana Strategis Penguatan Kebudayaan Desa Sukolilo, Minggu 27 November 2022.
Dalam kegiatan tersebut, turut diluncurkan dua buku hasil dari temu kenali serta observasi data yang berjudul Ragam Kebudayaan Desa Sukolilo dan Meronce Sejarah Tradisi Meron.
Ketua Tim Penulis, Akhmad Bukhori Masruri mengatakan, buku ini berisi tentang hasil pendataan objek pemajuan kebudayaan desa yang ada di Desa Sukolilo plus harapan dan permasalahannya serta merupakan hasil kajian yang mendalam terkait kebudayaan Desa Sukolilo.
Sedangkan untuk buku Meronce Sejarah Tradisi Meron, yang berisi tentang sejarah perkembangan Meron yang ditulis berdasarkan kajian ilmiah.
“Kehadiran buku itu nantinya diharapkan menambah referensi budaya Desa Sukolilo. Dan bisa menjadi rujukan untuk pembuatan Peraturan Desa (Perdes) Sukolilo,” ujar Koordinator Daya Warga Sukolilo itu.
Secara simbolis kedua buku tersebut di serahkan kepada Kepala Desa Sukolilo, Ahmad Amirudin.
Dalam kegiatan ini juga menghadirkan dua narasumber yaitu Drs BRM Bambang Irawan dari akademisi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Serta Paryanto, selaku Sekretaris Dispermades Pati.
BRM Bambang Irawan menyatakan, kebudayaan akan terus berkembang, pun begitu dengan Meron yang ada di desa Sukolilo bisa dikembangkan untuk lebih baik dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat desa. Sebagai referensi beliau memaparkan pelaksanaan tradisi Sekaten di Solo.
Sementara itu, Paryanto menekankan, perlu adanya suatu regulasi tingkat desa yaitu berupa Perdes yang fungsinya sebagai landasan pelestarian dan pemajuan kebudayaan di Desa Sukolilo yang memiliki kekuatan hukum.
Perdes Pemajuan kebudayaan Desa ini akan menjadi pijakan dalam upaya untuk pemajuan kebudayaan sesuai dengan UU No 5 Tahun 2017, tentang pemajuan kebudayaan Indonesia.
Ditambahkan, untuk membuat pemajuan kebudayaan desa terutama tradisi Meron yang sudah masuk menjadi Warisan Budaya tak Benda Nasional di tahun 2016 ini, tentu saja perlu upaya berbagai pihak.
Yakni, sinergi mulai dari tingkat masyarakat, pemerintah dan lembaga-lembaga desa, pemerintah daerah, dan bahkan pemerintah provinsi. Sehingga Meron selain menjadi ikon Desa Sukolilo, juga dapat menjadi ikon budaya kabupaten berjuluk Bumi Mina Tani. (Dr)
Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini
Tidak ada komentar