4.645 Warga Kayen Menderita Gangguan Pernapasan, Debu Jadi Penyebab Utama

waktu baca 2 menit
Kamis, 7 Sep 2023 12:20 0 738 Singgih Tri

PATI – Mondes.co.id | Berdasarkan catatan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kayen, sebanyak 4.645 warga setempat menderita penyakit gangguan pernapasan. Data ini terhitung sejak Januari sampai dengan Agustus 2023.

Secara terperinci, penderita yang mengalami Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) sebanyak 4.572 kasus. Sementara, untuk Pneumonia sebanyak 73 kasus dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) sebanyak 20 kasus.

Menurut Kepala Puskesmas Kayen, dr. Indri Kurnia Sari menyampaikan bahwa dalam kurun waktu tiga bulan terakhir, sejak Juni 2023, banyak pasien yang mengeluhkan panas, flu dan batuk, sesak nafas, sakit tenggorokan, dan asma.

Setelah diperiksa, terdapat beberapa organ pernapasan yang mengalami gangguan, seperti di area sinus, bronkus, laring, faring, bahkan paru-paru.

“Data yang kita terima ada sebanyak 4 ribu lebih warga yang menderita gangguan pernapasan. Terjadi lonjakan pasien sejak Juni sampai sekarang. Gejala yang kami temui, pasien mengalami panas, batuk, pilek,” ujarnya kepada Mondes.co.id saat ditemui di ruangannya, Kamis, 7 September 2023.

Menurut dr. Indri, penyebab penyakit tersebut ditengarai karena maraknya polusi udara, penurunan daya tahan tubuh, pola makan yang kurang sehat, dan alergi. Ditambah, terjadinya musim pancaroba pada sekitar bulan Mei menuju Juni lalu.

Apalagi dalam pantauan beberapa minggu terakhir, maraknya jalan desa yang berdebu kerap dilintasi kendaraan bermuatan material, sehingga menyebabkan polusi udara semakin parah. Kondisi tersebut bahkan memasuki kawasan pemukiman penduduk.

“Polusi jadi penyebabnya, apalagi banyak debu-debu yang berterbaran di musim kemarau. Seperti di Desa Sumbersari dan Slungkep yang sering dilewati truk-truk pengangkut material galian C,” ujarnya.

BACA JUGA :  16 Bus Mudik Gratis Meluncur Jemput Perantau Asal Pati

Pada bulan Juni, jumlah penderita mulai naik hingga mencapai angka 488 kasus. Satu bulan berselang, kembali mengalami kenaikaan menjadi 570 kasus. Kemudian pada Agustus, pasien terhitung naik mencapai 667 kasus.

Dari empat ribuan pasien, didominasi usia 20 hingga 44 tahun. Sejauh ini tidak ada korban jiwa selama 2023.

“Penderita mulai umur 9 sampai 60 tahun. Tapi kebanyakan yang terkena usia 20 sampai 44 tahun,” sebutnya.

Meski demikian, ia menyatakan bahwa ada tren penurunan kasus jika dibandingkan tahun 2023. Pada 2022, sebanyak 12.079 jiwa menderita ISPA. Pada Agustus tahun lalu ada 1.042 pasien ISPA, sedangkan pada Agustus tahun ini ada 778 jiwa.

“Ada penurunan 264 kasus ISPA di Kayen yang kami data dari 17 desa,” pungkasnya.

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA

Anda tidak dapat menyalin konten halaman ini